Mohon tunggu...
Ahadi Priyohutomo
Ahadi Priyohutomo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik Profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pembelajaran untuk Tingkatkan Kebugaran dan Berpikir Kritis Siswa

22 Oktober 2024   19:38 Diperbarui: 23 Oktober 2024   13:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Arief Darmawan., M.Pd dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang telah mengembangkan model pembelajaran inovatif yang menggabungkan kebugaran jasmani dengan keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan physical fitness dan kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Dasar.

Menurut data yang dihimpun, tingkat kebugaran fisik siswa di sekolah dasar masih berada pada kategori sedang hingga rendah. Hanya 8,33% siswa yang menunjukkan kebugaran jasmani dalam kategori baik. Hal ini mengindikasikan perlunya pendekatan baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Arief Darmawan menjelaskan bahwa pendekatan tradisional dalam pembelajaran sering kali tidak memadai. "Banyak guru hanya fokus pada aktivitas fisik tanpa memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa. Ini berpotensi menurunkan keterampilan berpikir kritis mereka," ujarnya.

Penelitian ini melibatkan dua anggota, Dr. Zihan Novita Sari., M.Pd dan Dr. Surya Adi Saputra., M.Pd yang berfokus pada pengembangan media pembelajaran berbasis permainan bernama Fun Thinkers. Media ini tidak hanya mengutamakan aktivitas fisik, tetapi juga menyisipkan kuis yang merangsang pemikiran kritis siswa.

Fun Thinkers dirancang dengan 16 kuis yang menguji pengetahuan tentang empat komponen kebugaran: kekuatan otot, kelincahan, fleksibilitas, dan daya tahan. "Siswa akan bermain dan bergerak sekaligus menjawab pertanyaan, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan," tambah Dr. Zihan Novita Sari., M.Pd.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa model ini berhasil meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar. Rata-rata persentase evaluasi dari ahli mencapai 80,75%, menunjukkan bahwa produk ini layak digunakan dalam pembelajaran.

"Dengan model pembelajaran yang menyenangkan, kami berharap siswa tidak hanya mendapatkan fisik yang lebih bugar, tetapi juga keterampilan berpikir kritis yang lebih baik. Ini penting untuk persiapan mereka di masa depan," jelas Dr. Surya Adi Saputra., M.Pd.

Selain itu, penelitian ini berlandaskan pada analisis kebutuhan yang mendalam, melibatkan wawancara dengan guru-guru pendidikan jasmani untuk memahami kekurangan dalam metode pembelajaran yang ada saat ini.

Berdasarkan temuan tersebut, tim peneliti merekomendasikan penerapan model Fun Thinkers di berbagai sekolah dasar untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. "Pendidikan jasmani harus lebih dari sekadar olahraga, ia harus mengajarkan keterampilan berpikir yang akan berguna sepanjang hidup," tutup Dr. Arief Darmawan., M.Pd.

Inovasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkesan, serta menyiapkan generasi yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga cerdas dalam berpikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun