Membahas gender maka pengertianya adalah, menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing-masing  ( Zainuddin, 2006).
Dari pengertian gender diatas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa gender adalah seperangkap sikap, peran,tanggung jawab, fungsi, hak, dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh dan dibesarkan.Â
Artinya perbedaan sifat, sikap dan perilaku, yang di anggap khas perempuan atau khas laki-laki atau yang lebih populer dengan istilah feminitas dan maskulinitas, terutama merupakan hasil belajar seseorang melalui proses sosialisasi yang panjang dilingkungan masyarakat, tempat ia tumbuh dan dibesarkan.
Pada dasarnya, islam tidak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan, tidak ada yang membedakan hal tersebut di mata Allah kecuali tingkat ketaqwaan yang membedakannya. Dalam al-Qur'an banyak disebutkan ayat-ayat yang gamblang menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama. Allah swt berfirman dalam surat Al Hujuraat ayat 13 yang artinya;
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Dalam firmanNya yang lain Allah menyebutkan;
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al Ahzab ayat 35)
Dalam surat An Nahl ayat 97 Allah berfirman;
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Dalam ayat ini jelas sejelasnya bahwa manusia tidak berbeda baik laki-laki maupun perempuan, yang membedakan adalah amalnya; sesiapa yang melakukan amal shalih maka pahala akan kebaikannya yang akan diterima, begitupun sebaliknya. Tanpa membedakan apakah yang melakukan itu laki-laki atau perempuan.
Dalam islam, tiap manusia laki-laki dan perempuan itu sama; kita sama-sama hambaNya yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, untuk memakmurkan apa yang telah Allah berikan kepada kita, untuk tidak membuat kerusakan di atas bumi, untuk sama-sama berlomba dalam kebaikan agar kelak mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat.Â
Bahkan jika menoleh ke belakang tentang sejarah perlakuan kamu-kaum dan agama sebelum islam kepada perempuan, bisa kita lihat bagaimana islam telah mengangkat posisi perempuan. Bahkan sampai menjadikan surga di bawah telapak kaki ibu, sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad saw. Dalam hadits lain, Rasulullah saw juga menyebutkan kesetaraan posisi antara laki-laki dan perempuan;
Dari Anas ra berkata; 'Ada sekelompok wanita datang kepada rasulullah saw, lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kaum lelaki (bisa keluar rumah) untuk mencari fadlilah Allah dan berjihad di jalanNya, bagaimana dengan kami bisa mendapat fadlilah (keutamaan) para mujahidin fii sabiilillaah (sebagaimana yang bisa dilakukan oleh para laki-laki)?" Kemudian Rasulullah saw menjawab, "Barang siapa di antara kalian yang menetap/tinggal di rumah, maka ia akan memperoleh amalan mujaahid fi sabiilillaah." (HR. Al Bazzar)
Jadi, islam sebenarnya telah menempatkan perempuan dan laki-laki pada kewajiban yang sesuai kemampuan mereka. Karena keadilan bukan berarti harus memberikan porsi yang sama untuk masing-masing, akan tetapi adil adalah dengan memberikan porsi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.Â
Dari situlah kemudian islam memberikan kewajiban dan tugas yang berbeda antara kaum laki-laki dan perempuan. Adapun untuk pahala atau ganjaran, tetap sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat; amal shalih akan dibalas dengan kebaikan dan perbuatan buruk akan dibalas dengan yang setimpal.
Berikut contoh-contoh kesetaraan yang diberlakukan oleh islam yang telah mengangkat derajat kaum perempuan dari peradaban dan agama sebelum islam:
Perempuan sama-sama terlibat dalam pembaiatan sebagaimana kaum lelaki.
Perempuan memiliki hak yang sama seperti laki-laki dalam belajar, terutama mempelajari hal-hal terkait agamanya. Nabi Muhammad saw bersabda, "Mencari ilmu hukumnya wajib bagi orang muslim dan muslimah."
Perempuan memiliki hak untuk memilih calon pasangannya.
Islam melarang mengubur bayi wanita hidup-hidup  seperti yang dilakukan kaum arab jahiliyah sebelum datangnya islam, bahkan islam kemudian memuliakan hadirnya anak perempuan dalam sebuah keluarga, Nabi Muhammad saw bersabda dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya Allh telah mengharamkan bagi kalian perbuatan durhaka kepada para ibu, menahan hak (yang harus ditunaikan) dan selalu meminta sesuatu (yang bukan haknya), serta perbuatan mengubur bayi perempuan hidup-hidup." (HR. Bukhori Muslim)
Perempuan mendapat hak waris dalam islam
Dan masih banyak lagi hukum-hukum islam yang jelas memuliakan dan mengangkat derajat kaum perempuan dari peradaban dan agama sebelum islam. Dari sini semakin jelas, bahwa islam datang dengan membawa keadilan antara laki-laki dan perempuan, serta sama sekali tidak menjadikan jenis kelamin sebagai permasalahan kecuali dalam kewajiban yang mengikuti kemampuan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H