Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UMM) yang melakukan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) memberikan materi dan praktek tentang pembuatan Jamu Tradisional di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12, Jalan Sumpil No. 51, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Para mahasiswa dibawah bimbingan dosen Dra. Dewi Nurjannah, M.M itu merupakan kelompok 20 gelombang 7 yang beranggotakan lima orang yakni Agyl Surya Karunia Agung, Sholahuddin Robbani, Fitri Dwi Hardiyanti, Finda Anggraini Putri, dan Vriovizard Amirul Urzaiz. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Para siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12 belum pernah membuat jamu tradisional. Melihat adanya peluang untuk kelompok kami jadikan program kerja, maka kami membuatkan program kerja "Pembuatan Jamu Tradisional". Hal tersebut dapat berguna bagi para siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12 dalam mengenal beberapa jenis jamu tradisional yaitu, Temulawak, Beras Kencur, Kunyit dan Brotowali. Jamu tradisional tersebut yang dapat dibuat oleh diri sendiri dan para siswa dapat mengetahui fungsi dari meminum jamu tradisional tersebut.
Pelaksanaan program yang pertama kita mempersiapkan tumbuhan dan bahan yang akan digunakan untuk membuat jamu tradisional agar para siswa dapat mengenal jenis tumbuhan seperti Jahe, Kunyit, Lengkuas, dan Laos. Lalu kita menjelaskan tumbuhan tersebut dan memberikan materi tentang fungsi tumbuhan tersebut serta cara pembuatannya.
Setelah kita memberikan materi tersebut para siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12 langsung mempraktekkan cara pembuatan jamu tradisional dengan memotong, menumbuk dan mengahaluskan jahe dan kunyit secara bergantian. Para siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12 senang pada saat melakukan praktek langsung karena dapat mencoba langsung cara pembuatan jamu tradisional.
Program ini sangat didukung oleh para guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12. Mereka menganggap program ini belum pertama dilakukan sebelumnya dan harus dilakukan setiap tahunnya agar para siswa dapat mendapatkan ilmu dari materi dan juga ilmu dalam praktek langsung.
"Program ini harus saya lanjutkan untuk kedepannya, karena dengan hal seperti ini para siswa dapat praktek langsung dan merasakan cara pembuatannya serta hal tersebut ada dalam kurikulum merdeka yang mengharuskan para siswa untuk praktek," ujar salah satu guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12.
Agyl sebagai koordinator kelompok senang dengan respon positif dari para guru yang menyetujui program ini.
"Kami merasa senang dengan program ini yang menjadikan awalan untuk para guru dalam meneruskan program kami dan menjadikan para siswa aktif serta berani dalam praktek langsung,"
Diharapkan setelah adanya kegiatan ini hal tersebut dapat berguna bagi para siswa dalam mempraktekkan langsung di rumah masing-masing yang akan datang. Serta para guru dapat melanjutkan kegiatan ini agar para siswa mendapatkan materi tentang jamu tradisional serta berani dalam praktek langsung pada saat di rumah dan di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H