Mohon tunggu...
Agus Sastranegara
Agus Sastranegara Mohon Tunggu... Administrasi - bukan pujangga, hanya pemuja kata

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelangi yang Memudar di Langit Bangsaku

12 Februari 2018   11:10 Diperbarui: 12 Februari 2018   11:24 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelangi itu indah, pelangi itu luar biasa. Pelangi itu hanya sebentar terlihat, menghiasai angkasa jauh memang tapi bisa dilihat oleh semua manusia di bumi ini. Kehadirannya selalu dinantikan menjelang berakhirnya hujan. Bakah, ada mitos atau cerita khayalan yang mengatakan bahwa pelangi merupakan selendang bidadari. Semua pasti tau, bahwa bidadari itu makhluk yang katanya cantik, sempurna dan tiada duanya.

Penulis mengatakan "katanya" karena memang belum pernah melihatnya langsung. Analogi bodadari mewakili kesempurnaan seorang perempuan. Ingat, bahwa bidadari itu "katanya" tinggal di langit. Waktu kecil kita sering mendengar dongeng 7 bidadari yang turun ke bumi, salah satunya tidak bisa kembali kekhayangan karena selendangnya dicuri. Wajar saja jika pelangi diibaratkan sebagai selendang bidadari.

Pelangi itu indah karena terdiri dari berbagai warna yang menyatu dan berpendar di angkasa. Walaupun hanya sebentar tapi kehakehadirannya selalu dinantikan. Pelangi muncul setiap kali setelah hujan dan berkat cahaya matahari, butir-butir hujan terlihat membentuk lengkungan cahaya yang indah. Apa hubungannya pelangi dan keberagaman?

Keberagaman berasal dari kata ragam, yang artinya bermacam- macam, beraneka ragam. Indonesia merupakan negara multikultural, beraneka ragam baik itu dari suku, kebudayaan dan agama maupun kepercayaan. Sejak dahulu kita sudah hiduo berdampingan dengan berbagai sukubangsa, hidup rukun dalam kehidupan beragama. Saling menghormati kebebasan orang lain untuk menjalankan ibadah dan kepercayaannya.

Bangsa ini bukan bangsa yang lahir kemarin sore, kita sudah merdeka puluhan tahun yang lalu. Konflik atar umat beragama, gesekan antar suku bangsa memang masih terjadi tetapi dalam taraf wajar dan bisa diredam selama ini.

Namun, akhir-akhir ini seolah keberagaman yang menjadi kebanggaan bangsa ini mulai terusik. Entah dari mana mulainya bahwa tiba-tiba muncul berbagai berita yang membuat geleng-geleng kepala. Mengapa terjajadi larangan gotong royong umat agama, mengapa terjadi pemukulan ustad, penyerangan Gereja dan masih banyak yang lainnya. Prihatin merupakan kata yang tepat untuk menanggapi berita-berita tersebut.

Berbagai pertanyaan muncul dalam kepala, mengapa hal ini terjadi, mengapa baru sekarang ini bermunculan berita-berita tersebut. Sebenarnya ada apa dibalik ini? Itulah pertanyaan yang harusnya dianalissis dan dijadikan bahan pertimbangan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Perasaan tahun kemarin adem-adem aja.

Banyak opini yang berkembang dengan kejafian-kejadian yang menyangkut masalah keberagaman ini, agar berita yang tersebar dapat di kendalilan harusnya pemerintah segera tanggap apabila todak menginginkan masalah ini menjadi besar.

Oleh karena itu perlu peran dadi berbagai kalangan, bukan hanya aparat oenegak hukum tetapi juga para tokoh politik, tokoh agama untuk duduk bersama mengatasi masalah yang terjadi sehingga tidak terjafi kesalahpahaman. Peran media juga berperan dalam menetralisir masalah ini dengan memberikan berita yang tepat, akurat dan berimbang.

Masyarakat umum juga diharapkan tidak terpancing begitu saja berita yang disebarkan baik melalui media sosial maupun koran online yang mudah dishare oleh kita semua. Hendaknya harus melihat dari berbagai sudut pandang dalam menanggapi berbagai masalah yabg terjadi sehingga tidak terburu-buru menghakimi satu pihak.

Masalah agama merupakan masalah yang sangat sensitif ditengah masyarakat sehingga bisa menimbulkan keresahan dan gejolak. Bukankah kita lebih damai jika saling menjaga kerukunan antar umat beragama, tidak menghalabgi kegiatan ibadah yang dilakukan oleh orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Kepercayaan dan keyakinan adalah hak asasi manusia yang dilindungi oleh negara. 

Hendaknya kita tetap "guyup", rukun seperti sedia kala. Aset yang paling berharga dinegara ini adalah kemajemukan, apabila aset ini sudah mulai terkoyak maka akan menjadi bencana untuk persatuan dan persatuan bangsa ini. 

Indahnya keberagaman adalah disaat kita bergandeng tangan, saling membantu tanpa memandang suku, tanpa memadang agama seseorang. Kegiatan-kegiatan kemanusiaan lintas agama juga penting dilakukan agar demi terwujud kedamaian dalam kehidupan kerukunan beragama.

Sebagai contoh pengobatan gratis yabg dilakukan oleh umat Budha yang dilakukan setiap tahun tanpa memandang siapa yang dibantu, dari mana berasal dan dari suku apa maupun dari agama apa. Saling berbagi makanan ketika saat berbuka yang dilakukan oleh umat Kristen adalah wujud nyata bahwa kita masih rukun dan masih ada sampai sekarang.

Untuk itulah pentingnya menanam sikap toleransi sejak dini bahkan sejak dibangku Sekolah Dasar agar menjafi bekal kepada oenerus bangsa bahwa berbeda itu tidak salah, berbeda itu bukan alasan saling membenci. Sepertinya kita wajib belajar lagi dari lagu "Pelangi" yang sering dinyanyikan anak-anak sekolah. Dari tipa liriknya jika dipahami dengan baik bahwa pelangi itu begitu indah, merah, kuning, hijau merupakan wujud dari perbedaan dan jika bersatu akan menjadi indah.

Satu hal yang penting bahwa didalam lagu tersebut, pelangi itu ciptaan Tuhan. Sekarang oaham kan artinya. Setidaknya hal tersebut hal yang dimabil dari sudut mata penulis melihat dan menanggapi peristiwa-peristiwa sekarang ini. Semoga kita tetap satu Indonesia. Jangan biarkan apapun memecah belak kita termasuk Politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun