Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moral Density

15 Desember 2020   11:04 Diperbarui: 15 Desember 2020   11:09 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bukan lagi sekadar melindungi dan menjaga keamanan masyarakat, namun akan bersifat material (kuasa, uang, kemakmuran) atas diri mereka sendiri. Kecuali kerjasama tersebut atas persetujuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk kepentingan bersama dan kemakmuran wilayahnya.

Pengurus adat dan tetua adat jika diketahui masyarakat sedang melakukan manipulasi, dipastikan masyarakat yang tadinya (secara tradisional) mengikutinya dengan loyal, akan mulai bergeser. Mereka menjadi tidak stabil dan tidak konstan lagi mengikuti pengurus/tetua adat.

Pengurus/tetua adat akan ditinggalkan massa-nya sendiri yang kemudian, untuk menyelamatkan posisi mereka dalam bermasyarakat, mereka akan turun tahta dengan sendirinya.

Tetua adat yang awalnya memonopoli loyalitas masyarakat akan terpecah. Sebagian tetap bertahan atau tetap membela tetua adat, sedangkan yang lainnya mengikuti communal leader, sebutan atau seseorang yang dianggap mewakili suatu organisasi/komunitas. Sering kali berbasis di suatu tempat dalam masyarakat yang memiliki kepentingan ataupun tujuan. 

Pemimpin-pemimpin organisasi swasta ini mengklaim punya massa tertentu dan bersedia membela atau menentang pengurus adat baik secara material maupun politik.

Jika mereka mengaduk-aduk, menghasut dan memecah belah masyarakat, maka reward yang mereka berikan bukan perlindungan terhadap masyarakat melainkan keuntungan untuk kepentingan sendiri, dan organisasi yang mereka kelola itu hanya sebagai batu loncatan untuk mengangkat derajatnya agar lebih tinggi lagi dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun