Kemudian kembali dan menempati lagi Pulau Bangka dan Belitung. Sedangkan mereka yang tinggal di Riau Kepulauan berlayar lagi ke Bangka. Datang juga kelompok-kelompok Orang Laut dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan. P
ada gelombang berikutnya, ketika mulai di kenal adanya Suku Bugis, mereka datang dan menetap di Bangka Belitung. Lalu datang pula orang dari Johor, Siantan yang Melayu, campuran Melayu-Cina, dan juga asli Cina, berbaur dalam proses akulturasi dan kulturisasi.Â
Kemudian datang pula orang-orang Minangkabau, Jawa, Banjar, Kepulauan Bawean, Aceh dan beberapa suku lain yang sudah lebih dulu melebur. Lalu jadilah suatu generasi baru: Orang Melayu Bangka Belitung.
Dalam segi huruf dan logat bicara, perbedaan antar kota sangat jelas seperti :
Kota Sungailiat (Bangka Induk)
Bahasa Sungailiat lebih dominan huruf "e", contoh : "mane ku tau" (mana saya tahu), "dimane?" (dimana?), "kemane", (kemana) persis seperti ucapan "e" betawi.
Kota Toboali (Bangka Selatan)
Bahasa Toboali lebih dominan huruf "h" di awal atau di akhir kata dan "eng", namun ada karakter bahasa Indonesia dan Sungailiat diantaranya, umpamanya "Aku dak takhen ugeh" (aku tidak mengerti/mana saya tahu/saya tidak tahu juga) atau "engka, dihanin, " (kamu, disana).Â
Kota Mentok (Bangka Barat)
Bahasa Mentok dominan huruf "e" ("e" disini berbeda irama dengan "e" Sungailiat) "e" mentok seperti bahasa melayu malaysia, contohnya : "siape?, ape?, dimane?".
Belinyu