Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jiwa Seorang Koreografer

28 September 2020   08:57 Diperbarui: 28 September 2020   09:11 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari Agus Yaman yang masih bertahan hingga saat ini, mereka adalah SATU TIM. tanpa kebersamaan seorang koreografer tidak ada apa-apanya/dokpri

Seorang koreografer merupakan otak dari sebuah karya tari. Mesinnya adalah tim yang diajarkannya dalam menggarap sebuah tarian. Dialah yang berfikir cara membuat karya tari yang baik dan bagus agar diminati banyak orang, karya yang bisa diingat-ingat orang banyak, dikagumi dan dinilai baik oleh penontonnya.

Penonton seni pertunjukan bukanlah orang-orang sembarangan, mereka merupakan khalayak penikmat seni, pencinta kebudayaan, para wartawan, fotografer dan kritikus seni (orang yang melakukan kritik terhadap karya seni orang lain). Mereka ini akan menyebarkan berita-berita baik bila suatu tarian itu baik dan membuat berita buruk jika memang buruk.

Namun suatu karya tetap ada sisi buruknya sebagus apapun bentuk tarian itu, demikian juga menurut pendapat penonton awam. Demikianlah apa saja yang harus dihadapi koreografer apalagi jika ia berani membuat seni pertunjukan besar-besaran khusus untuk dirinya yang kemudian ia mengundang para seniman, wartawan, para pengkritik seni.

Agus Yaman (koreografer) dan Dodi Kurniawan (pemusik) menarikan tari Kedidi pada pembukaan Festival tani Serumpun Sebalai (BABEL)/dokpri
Agus Yaman (koreografer) dan Dodi Kurniawan (pemusik) menarikan tari Kedidi pada pembukaan Festival tani Serumpun Sebalai (BABEL)/dokpri

Ia harus berani menerima apapun resiko karya seninya dan demikianlah jika ia memang berniat maju dan menjadi koreografer profesional. Sedangkan dalam suatu perlombaan/festival/parade tari yang notabene adalah tanggungjawab panitia penyelenggara, maka siapa saja juri, penonton, wartawan dan kritikus yang diundang adalah hak penuh panitia penyelenggara. 

Untuk mendapatkan perhatian mereka, seorang koreografer profesional tidak akan memikirkan bagaimana caranya memenangkan perlombaan. Ia lebih berfokus pada konsep garapannya agar maksimal, agar menarik perhatian juri dan penonton, ia harus mengangkat maksimal nilai budaya tradisi daerah yang ia angkat/tonjolkan, memberi cerita tari yang belum pernah di buat koreografer lain, karena pantang bagi seorang koreografer menjiplak, mengambil karya tari orang lain.

Menurut hemat saya, tidaklah perlu menjiplak karya orang lain karena bagi saya membuat karya tari itu tidaklah terlalu sulit, baik dan buruk suatu karya adalah dari penilaian orang banyak.

Koreografer tidaklah perlu memikirkan bagaimana caranya agar orang tertarik pada karya tarinya, tidak perlu memikirkan agar orang terpukau atau terkagum-kagum dengan ide garapan, gerakan, busana dan properti yang digunakan. Baiknya pikirkan bagaimana mendapatkan ide garapan yang bagus, gerakan yang baik dan nilai etis menari yang benar, serta observasi lah dengan maksimal terhadap ide garapan yang akan diangkat.

Jangan menjadi koreografer yang selalu memikirkan materi disaat proyek seni dilakukan bersama-sama dengan komposer dan berserta tim, walau materi bagian dari tumbuhnya semangat berkarya. Materi itu akan hadir jika kita sudah benar-benar sukses dalam berkarya tari, dan rejeki pasti menghampiri atas usaha yang telah kita keluarkan.

Terpenting bagi koreografer adalah sebelum materi menghampiri semangatkan diri, satukan pikirkan dan hati, usahakan bagaimana agar karya kita unik dan bagus, diakui orang jika karya itu adalah mahakarya kita. Bila tidak bersemangat bekerja sendiri carilah teman yang bisa diajak berdiskusi, yang menyukai observasi ke kepelosok-pelosok desa, menggali cerita-cerita unik yang akan diangkat dalam karya tari, demikian itulah semangat yang sesungguhnya dari seorang koreografer.

Koreografer baiknya terus berbenah agar sebuah karya tari menjadi indah dan terus melihat karya-karya seniman lain, melihat karya-karya zaman dulu dan karya anak-anak muda zaman sekarang, karena karya anak muda kebanyakan adalah renovasi dari karya-karya yang sudah ada.

Ciptakan gerakan baru yang tercetus dari pikiran dan jiwa sendiri, ciptakan busana, musik dari dalam diri sendiri, dengan itu kita semakin menyadari karakter karya apa yang ada pada diri kita dan kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari karya-karya kita. "Selalu berkreasi seiring berjalannya waktu".

Setiap membuat karya, setiap melihat karya orang lain, setiap browsing di internet melihat karya-karya seniman dunia adalah pembelajaran dan pengalaman bagi seorang koreografer.

Ada saatnya ia membuat karya yang begitu bagus, spektakuler, kemudian membuat sesuatu yang tanpa ia sadari karya yang demikian buruk, dan ini merupakan proses seseorang untuk menjadi profesional. Kadang ia berada di ujung tanduk kehancuran, merasa down, kemudian ia merasa berada di atas dan semua ini sudah pasti akan dialami oleh semua profesi. Oleh karena itu, mental seseorang dapat menjadi matang setelah mengalami kekalahan, sindiran, kritikan, dan hujatan.

Disinilah dapat dilihat adakah diantara para koreografer akan menyerah? Sudah pasti ada yang menyerah dan ada juga yang tidak. Koreografer yang mudah menyerah biasanya mereka yang tidak memikirkan apa pentingnya seni budaya daerah dan apa yang telah dikuasainya, tidak mementingkan kegunaan/manfaat bagi banyak orang, tapi lebih mementingkan diri sendiri. 

Sedangkan koreografer yang mendahulukan kepentingan orang banyak, lebih mengutamakan kebersamaan dengan sesama seniman/budayawan, mementingkan seni budaya yang ia kuasai lebih bermanfaat bagi anak didiknya/pada generasi muda maka ia tidak akan menyerah, bahkan ia akan menemukan kebahagiaan dari dunianya dengan cara berbagi.

Tidak ada hak bagi seorang koreografer untuk mendapatkan kesempurnaan dari karya seninya. Tiada hak bagi koreografer mendapatkan rejeki berupa "nikmat harta" dari hasil karya seninya kecuali ia telah berusaha keras dan itu juga merupakan ujian baginya. Jika mendapatkan hasil yang memuaskan untuk jiwa dan raganya maka itu adalah anugerah sekaligus ujian baginya apakah ia akan lalai untuk berbagi? Baik itu berupa ilmu yang ia kuasai ataupun materi yang telah ia kuasai.

Penari Agus Yaman yang masih bertahan hingga saat ini, mereka adalah SATU TIM. tanpa kebersamaan seorang koreografer tidak ada apa-apanya/dokpri
Penari Agus Yaman yang masih bertahan hingga saat ini, mereka adalah SATU TIM. tanpa kebersamaan seorang koreografer tidak ada apa-apanya/dokpri

SALAM BUDAYA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun