Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menari Melatih Mental

7 September 2020   09:39 Diperbarui: 26 November 2020   14:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penari Rebang Emas/dokpri

Menari termasuk olahraga yang baik, karena menari merupakan gerakan yang teratur dan stabil dengan menggerakkan seluruh tubuh, mulai dari gerakan kaki hingga kepala. Selain itu, menari juga melatih mental dan pikiran. 

Menari menggerakkan ujung jari tangan hingga jari kaki, latihan merupakan proses untuk melenturkan dan menguatkan otot-otot tubuh dan persendiannya, serta membentuk tubuh menjadi kuat dan ideal. Aktivitas ini dapat menyehatkan tubuh, termasuk mengurangi kolesterol, membakar lemak, memperlancar pembuluh darah dan jantung.

Banyak juga penari profesional memiliki tubuh kurus langsing dan lentur. Demikian juga penari pria, menjadikan tubuh mereka bagus, namun tidak dipungkiri juga ada penari pria dan wanita pada usia tertentu bertubuh besar dan kekar. Biasanya mereka dalam seni pertunjukan bertugas membawa (memanggul) penari, pembawa properti besar, dan menjadi seorang raksasa. 

Menari, selain dapat melenturkan tubuh, meditasi dalam waktu latihan dapat mengurangi gugup, cemas atau mengurangi tekanan-tekanan lainnya, sedangkan pikiran akan terasa segar.

Menari merupakan olahraga yang mudah dan simpel, bergerak mengikuti irama musik, meliuk-liukkan tangan, melincahkan dan menguatkan kaki, badan dan kepala. Menjadikan mereka lebih fleksibel. 

Rutinitas latihan menari dengan gerakan yang diulang-ulang, pada proses penghafalan gerak sudah pasti akan berkeringat, membakar kalori dan dapat menurunkan berat badan karena disaat itu ada keinginan untuk bisa/mampu menghafal gerakan, hingga menjadikan dirinya ingin untuk terus bergerak. Jika ini dilakukan rutin 2 x seminggu atau lebih, dapat menjadikan mereka terlihat lebih segar dan pikiran pun menjadi lebih segar. 

Pada saat ada pementasan selama 7 menit atau hingga 45 menit atau lebih, mereka akan mengeluarkan tenaga ektra karena mereka harus bergerak dengan maksimal, terus bergerak dan ini akan menjadikan tubuh mereka akan lebih ringan, namun semua itu tetap diimbangi dengan pola makan Perbanyak makan buah, sayuran, air mineral dan yang pasti jauhi rokok.

Menari juga melatih mental. Mental harus kuat karena menari itu di tonton puluhan hingga ratusan orang. Latihan mental juga perlu dilakukan penari agar mereka terbiasa berdiri di hadapan khalayak. Harus siap menghadapi kritikan dan sebagainya. Seniman biasanya bermental kuat, oleh karena itu kebanyakan seniman lebih banyak cuek dan lebih bersikap masa bodoh serta pandai bicara, dan cerdas untuk berkreasi.

Saya sering mempelajari jalan pikiran dan mental penari-penari saya, ada tingkatan dalam pemikiran mereka, semua karena pertumbuhan/pemkembangan mental. Walau usia mereka sama, pergaulan mereka juga menentukan tingkatan itu. Dapat diketahui saat mereka berhadapan/berargumen dengan saya akan terlihat jelas siapa yang pandai membawa diri, pandai bicara, siapa yang mudah emosian dan siapa yang cuek. Selain latihan di komunitas, peran teman-teman pergaulan mereka juga sangat menentukan pertumbuhan mental mereka.

Sekian banyak penari-penari saya dengan berbagai usia dan status, perbedaan mental mereka jelas terlihat, mulai dari anak SD pertumbuhan mental dan pikiran masih sangat bagus. Ia mengikuti tiap nasehat, mengikuti gerakan yang kita ajarkan setiap detailnya hingga lambat laun pikiran dan mentalnya berkembang. Imajinasinya meningkat, pergaulannya menjadi supel dan luwes di sekolahnya, karena ia bergaul dengan penari-penari sanggar yang beragam usia, mendengar dan melihat bagaimana kakak-kakak seniornya berkomunikasi atau bergaul.

cara bergaul dan cara berkomunikasi seniornya masuk kepikirannya yang masih bersih/polos, menangkap tiap detail gerak, berpakaian dan karakter kakak-kakak tingkatnya. Akhirnya ia tidak kaku bila bergaul dengan anak seusianya dan bisa saja ia menjadi lebih tinggi tingkat pergaulannya dibanding teman-teman kelasnya.

Penari dari kalangan anak Sekolah Dasar (foto:agusyaman)
Penari dari kalangan anak Sekolah Dasar (foto:agusyaman)

Sedangkan anak SMP sudah terbentuk mentalnya pada pementasan dan di tonton orang ramai, ia sudah mulai bisa menjadi dirinya sendiri saat menari, dan jasmaninya juga sehat terjaga. Pertumbuhan jasmani dan mentalnya bagus dibandingkan anak seusianya yang jarang berolahraga. Ia cepat bergaul dengan anak seusianya karena ia berkomunikasi/bergaul dengan kakak-kakak tingkatnya, tak jarang juga ia meniru keberanian bicara dari kakak-kakaknya dan tak jarang saya pun mendapat kritikan dan masukan-masukan dari meraka. 

Jika penari mulai menari saat masih SMP, biasanya ia akan beradaptasi dulu dengan orang-orang dalam lingkungan sanggarnya, karena ia harus mengetahui/melihat karakter tiap-tiap orang sanggar. Berbeda jika ia sudah menari sejak SD, dan sudah biasa bergaul dengan orang sanggar, ia sudah terbiasa menjadi seorang penari dan tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi, 2 kali pertemuan ia sudah seperti berada dalam keluarganya sendiri. 

Dalam menangkap pembelajaran, anak SMP sangat lancar, ia mengikuti semua pelajaran yang diberikan koreografer dan ia akan lebih semangat jika dalam sanggar tersebut ada teman akrabnya dari kecil, karena kebanyakan anak SMP yang saya lihat ia lebih banyak bersama teman akrabnya dibandingkan teman lain dalam sanggar. Jika temannya izin latian, ia akan ikut-ikutan izin. 

Jika ia tetap memaksa untuk latihan walau temannya tidak hadir, maka tingkahnya agak berubah seperti tidak ada semangat untuk latihan. Demikianlah, anak SMP lebih bersemangat bila berlatih bersama teman akrabnya, tak jarang ia sering tertawa berkelakar dengan temannya saat latian. Waktu istirahat pun dimanfaatkannya dengan saling bergosip.

Penari dari anak SMA, kebanyakan penari ini sudah terbentuk karakternya namun tak jauh berbeda dengan anak SMP, pemikirannya sudah di atas anak SMP, lebih cerdas, lebih kreatif dan sudah terbentuk menjadi penari, bentuk jasmaninya sebagai penari akan terlihat jelas karena rutinitas ia berolahraga/menari.

Mereka memiliki rasa bangga jika pentas di acara-acara tertentu seperti, menari untuk lomba, parade, pawai budaya, dan festival budaya. Mereka menyukai selfie, berfoto beramai-ramai dan mempostingnya di media sosialnya. Ada kebanggaan tersendiri bagi mereka, apalagi jika pentas dengan daerah-daerah lain, mereka akan merasa sangat bangga. Kadang berfoto dengan penari dari daerah lain lalu kenalan. 

Apakah kita, pemerintah maupun swasta harus menghentikan kegiatan-kegiatan ini?, biarkan mereka berkarya, mengenal seni budaya daerahnya, mengenal tari dan busana daerah lain dan memiliki teman sebanyak-banyaknya, dan jiwa nasionalis mereka akan semakin kuat.

Penari saya pun ada yang berstatus mahasiswa, kedewasaan kepenarian mereka akan begitu terlihat, jasmani dan karakternya sudah terbentuk apalagi jika ia belajar menari sedari SD. Pinggul, paha, lengan, betis sudah terbentuk walau masih mengikuti garis keturunannya dan tergantung dari dirinya sendiri untuk menjaga berat badannya. 

Apabila ia mulai menari kala masih mahasiswa maka akan sedikit sulit untuk membentuknya namun tidak menutup kemungkinan ia dapat juga menjadi penari profesional, karena dalam pengalaman saya ada penari yang mulai menari sejak mahasiswa, bentuk kepenariannya cepat mengikuti teman-teman penari yang lain dan dapat menyamai teman-temannya, di sini kecerdasan dan pergaulan menentukannya. 

Kesulitannya adalah ia akan sulit menerima karakter koreografer lain jika ia pindah pada koreografer yang berbeda, contohnya; jika ia mulai menari mengikuti karakter keras dan hening maka akan sulit berlatih pada koreografer berkarakter tari yang lincah. Membutuhkan waktu untuk ia beradaptasi belajar karakter tari yang baru. 

Namun point terbesar dari mahasiswa adalah kepenariannya sudah terbentuk dan mentalnya lebih kuat jika di atas pentas. Namun dalam hal mental, anak SD SMP SMA pun dapat memiliki mental kuat dan itu semua berasal dari pengajaran koreografer dan pengalamannya sendiri, demikian juga bentuk tubuh, faktor keturunan dan pola makan juga menentukan.

penari Rebang Emas kalangan mahasiswa (foto:maulana@able)
penari Rebang Emas kalangan mahasiswa (foto:maulana@able)

Penari diatas usia 30-40 an tahun yang pernah berkecimpung dengan komunitas saya, sudah tidak perlu diragukan lagi, bentuk gerakan mereka sudah mantap. Lebih tenang walau tubuh mereka memiliki banyak lemak, karakter dalam gerakannya sudah mendarah daging. Kekurangannya adalah butuh waktu yang panjang untuk menghafal gerakan-gerakan kompak dan mudah lupa pada hapalannya.

Faktor usia dan faktor banyak pikiran membuat mereka sulit menghafal gerakan. Mudah letih, namun mereka lebih ahli jika disuruh menari individu, apalagi menari tari tradisional. Jika dalam tarian berkelompok, mereka sedikit saya berikan gerakan yang kompak, karena mereka lebih ahli jika gerakan dibebaskan, seperti; berperan sebagai tokoh, ia lebih dapat mendalami perannya. Gerakan individu dalam tarian kelompok sudah menjadi makanan mereka.

penari Rebang Emas kalangan 30 - 40 tahunan/dokpri
penari Rebang Emas kalangan 30 - 40 tahunan/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun