Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Upacara Berseh Desa atau Taber Kampung

20 Januari 2020   09:52 Diperbarui: 20 Januari 2020   10:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pencak silat Bangka Belitung | dokpri

Berseh desa sama artinya dengan membersihkan (bersih) desa. Dapat berupa membersihkan dari kejahatan yang diperbuat mahluk halus maupun dari marabahaya, dan dapat juga berupa membersihkan/kerja bakti dalam lingkungan desa.

Pada tulisan ini membahas dalam membersihkan/menolak bala dari mahluk-mahluk halus/astral dan menolak musibah-musibah yang berasal dari mahluk halus tersebut. Cerita ini asli diangkat dari kisah yang terdapat di Bangka Belitung pada tahun 1989. 

Seperti tulisan-tulisan sebelumnya, desa-desa di Bangka Belitung memiliki ragam upacara adat mulai dari taber laut, taber sungai, taber hutan, taber kampung dan lain sebagainya, dan beragam tata cara menolak bala lainnya, dan pada tulisan ini saya menulis kembali tata cara Upacara Berseh Desa/Taber Kampung.

1. Upacara ini ada 2 (dua) macam, yaitu:

-  upacara rutin (setiap 1 tahun sekali)

- upacara insidentil (dilakukan apabila desa dalam keadaan kurang aman atau sedang mendapat gangguan-gangguan mahluk halus/setan.

2. Lokasi upacara;

Upacara rutin (tahunan) dilaksanakan di masjid dan balai desa.

Upacara insidentil dilaksanakan di 3 (tiga) tempat, yaitu:

a. di ujung desa/kampung sebelah barat.

b. di jantung desa atau di tengah-tengah desa yaitu di simpang jalan.

c. di ujung sebelah timur desa

3. Waktu pelaksanaan upacara;

- upacara tahunan/rutin tiap tanggal 2 bulan Zulhijah

- upacara insidentil waktunya tidak tentu.

4. Peserta upacara;

- upacara diikuti oleh seluruh penduduk laki-laki dewasa.

- upacara insidentil dilakukan oleh seorang dukun dan beberapa orang pembantunya.

5. Maksud/tujuan upacara;

- upacara rutin bertujuan untuk membayar nazar dari penduduk desa tahun yang sudah lalu dan bernazar untuk tahun yang akan datang agar penduduk desa terhindar dari malapetaka/gangguan mahluk halus.

- upacara insidentil bertujuan untuk mengusir mahluk halus yang sedang mengganggu desa

6. Jalannya upacara;

I. Upacara Rutin/Tahunan.

Acara persiapan; beberapa hari sebelum tanggal 2 Zulhijah, pemuka masyarakat/kepala desa sudah memberitahukan kepada penduduk, ini dlakukan biasanya pada hari jum'at sebelum tanggal 2 tersebut. Bagi ibu-ibu bersiap-siap untuk membuat kue-kue guna keperluan yang dimaksud.

Acara inti; pada tanggal 2 Zulhijah kira-kira jam 19.00 WIB semua penduduk laki-laki dewasa sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat isya berjamaah. Usai sholat isya, upacara bersih desa tahunan segera dimulai. Adapun acara yang dibawa adalah RATIF/HOL yang dipimpin oleh penghulu, sesudah itu diadakan acara tahlilan dan doa selamat tolak bala. 

Selesai acara  di masjid, acara dilanjutkan di balai desa, acaranya adalah nganggung (makan bersama). Dengan selesainya acara nganggung ini semua penduduk merasa puas,  karena nazar mereka sudah terbayar lunas, dan selesailah upacara rutin ini yang berarti bahwa penduduk sudah terlepas dari beban nazar, dan merasa aman untuk masa selanjutnya selama satu tahun berikutnya.

II. Upacara Insidentil.

Upacara ini dilaksanakan apabila desa yang bersangkutan sedang ditimpa musibah, kena bencana/mendapat gangguan dari mahluk halus. Misalnya terdapat orang meninggal secara mendadak dan sering mengalami musibah dalam kurun waktu yang singkat.

Lokasi; upacara ini dilaksanakan di 3 (tiga) tempat, yaitu;

  • Di ujung desa/kampung sebelah barat
  • Di ujung desa sebelah timur
  • Di jantung desa/tengah kampung

perkampungan di Bangka Belitung | dokpri
perkampungan di Bangka Belitung | dokpri
Waktu pelaksanaan; hari dan tanggalnya tidak tentu, dan melihat situasi dan keputusan/hasil musyawarah dari pemuka agama, masyarakat, hanya saatnya diharuskan tengah malam.

Peserta upacara;

-seorang dukun yang sudah ditunjuk dan mendapat kepercayaan untuk itu, dan beberapa orang pembantunya. (menurut cerita dari maysarakat setempat, bahwa yang paling tepat bertindak sebagai dukun adalah anak keturunan ABOK PAGA).

Jalannya Upacara;

a. persiapan; sebelum upacara dilaksanakan terlebih dahulu diadakan musyawarah oleh pemuka masyarakat, pemuka agama dan para dukun, untuk menentukan hari dan tanggal pelaksanaannya serta siapa dukun yang akan memimpin upacara tersebut.

Perlengkapan upacara berupa; nasi ketan satu piring, ayam panggang satu ekor, satu gelas susu, cerek (teko) berisi air bersih, pedupan dan jeruk nipis serta sebilah pisau dan sebuah pedang.

Dukun mempersiapkan diri dengan mengenakan pakaian kebesaran seperti ikat kepala serta selempang (selendang) berwarna merah putih serta bertuliskan huruf ARAB. Apabila para pembantunya sudah hadir semua, kemudian sang dukun memanterai semua peralatan yang akan dipakai sambil mengasapinya, sesudah itu jeruk yang sudah diasapi lalu diiris dan diremas dicampurkan ke dalam air dalam cerek yang juga di asapi tersebut di atas.

 b. acara inti; tepat jam 00.00 WIB sang dukun beserta/rombongan/pembantunya dengan membawa pedang pusaka, dan cerek berisi air jeruk di bawa oleh anak dukun berangkat menuju tempat upacara pertama yaitu di ujung kampung sebelah barat. 

Di sini dukun memerintahkan keppada anak buahnya untuk mendengarkan, menyaksikan apa yang akan diperbuat oleh dukun. Kemudian sang dukun menghadap ke arah desa sambil mengucapkan kata-kata ancaman terhadap mahluk halus tersebut sebagai berikut;

"hai iblis yang berada di desa penyak, yang lama, yang baru, yang besar, yang kecil, yang muda, yang laki-laki, yang perempuan, dan yang sedang terikat sekalipun pada malam ini, malam rabu, kamu sekalian harus berangkat dengan segera untuk meninggalkan desa ini. Saya beri waktu satu menit untuk bersiap-siap dan terus berangkat. Barang siapa yang membangkang atau yang ketinggalan, akan saya potong dengan pedang pusaka ini". (mantra ini dibaca 7 (tujuh) kali berturut-turut.

Kemudian salah seorang pembantunya mengumandangkan azan sambil menghadap ke arah desa. Selesai azan sang dukun mengoreskan pedangnya melintang/memotong jalan lalu disiramnya dengan air jeruk yang telah disiapkan, lalu berseru.

"hai iblis kamu tidak boleh masuk lagi ke desa penyak ini karena di sini sudah ada penjaganya yang kuat dengan 22 setrum siang dan malam sampai hari kiamat. Karena bekas goresan dan air ini akan membekas sampai hari kiamat, oleh karena itu yang datang dari arah barat harus kembali ke arah barat, yang datang dari arah selatan harus kembali ke arah selatan. Yang datang dari arah timur harus kembali ke arah timur, dan yang datang dari arah utar harus kembali kearah utara, dan siapa yang berani melanggarnya akan saya potong dengan pedang ini."

Dengan demikian acara di tempat yang pertama ini telah selesai.

Lalu acara serupa dilaksanakan di tempat kedua yaitu di tengah-tengah desa ialah dipersimpangan jalan, disini acaranya sama dengan apa yang dilakukan di tempat yang pertama. Demikian juga di tempat ketiga yaitu di ujung desa sebelah timur, yang berbeda ialah waktu pembacaan azan ditempat yang kedua dengan membelakangi desa.

Selesai acara yang ketiga ini, maka sang dukun lalu membacakan doa selamat, dengan harapan semoga semua yang mereka perbuat pada malam hari itu, diridhoi oleh Yang Maha Kuasa. Selesai pembacaan doa mereka kembali ke tempat memulai upacara yaitu di rumah kediaman sang dukun (CIK MAN). 

Di sini mereka mengadakan acara penutup yaitu; tahlilan dan pembacaan doa selamat dengan harapan agar apa-apa yang mereka kerjakan malam hari ini diridhoi oleh Tuhan Yang Maka Esa. Selesai tahlilan dan pembacaan doa, mereka menikmati sesajen yang dipersiapkan untuk upacara tersebut diatas berupa nasi ketan, ayam panggang, dan susu.

Dengan selesainya acara santap bersama ini, maka selesailah seluruh acara bersih desa/Taber Kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun