Tidak mudah menemukan generasi-generasi muda yang menyukai dan berbakat dalam seni tari, teater, lukis, musik atau lain sebagainya. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengajari mereka menjadi penari pemusik yang epic. Di masa sekarang ini, di daerah kita (Babel) penari pria pun sangat sulit untuk di ajak menari karena mindset mereka menari itu identik seorang wanita, dan juga mereka malu bila nanti di ejek teman-teman sekolahnya dan ini terjadi pada daerah-daerah tertentu, namun ada juga beberapa pria yang suka menari dan menjadi penari profesional sekarang ini.Â
Sedangkan wanita 99% menyukai menari dan langsung siap bila di ajak pentas, namun ada bagian-bagian yang harus dipertimbangkan seorang koreografer untuk memilih penari wanita, contohnya: wanita berjilbab yang tidak mau melepas jilbab jika menari, dan menjadi tantangan bagi koreografer untuk mencari ide garapan tari yang menggunakan jilbab, demikian juga dengan penata busana agar membuat busana tari yang tidak merugikan tim, jilbab merupakan tantangan sendiri bagi penata busana dan tantangan bagi koreografer agar gerakannya tidak merugikan penari, dan ada juga wanita yang memiliki tubuh yang super kaku (membutuhkan latihan itensif) untuk melenturkan tubuhnya, dan banyak lagi kendala-kendala lainnya.
Selain koreografer, komposer, penata rias dan busana, suatu tim juga membutuhkan satu/dua penari atau pemusik yang epic dalam timnya, ini untuk meringankan beban koreografer atau komposer atau memudahkan koreografer dalam mentranfer ide-ide gerakannya, karena penari yang epic sangat mudah mengerti keinginan/maksud dari koreografernya. Penari yang sudah epic inilah yang akan mengajarkan gerakan-gerakan dari ide koreografer kepada penari-penari baru yang lain.
Dalam tim, personil-personil juga harus ditekankan untuk latihan rutin secara itensif, harus memaksakan diri untuk "bisa" namun tetap pada keterbatasannya (tidak berlebih-lebihan). Latihan rutin ini sangat penting karena menghafal gerakan itu cukup sulit apalagi dibutuhkan gerakan-gerakan yang kompak dari seluruh penari. Ide-ide koreogafer juga kadang muncul secara mendadak di saat latihan atau satu hari sebelum hari latihan dan biasanya kreografer tidak bersabar untuk mentranfer idenya kepada para penarinya. Inilah alasan koreografer membutuhkan tangan kanan dalam penarinya yang mengerti maksud dalam hatinya.
Selain latihan yang serius, Â sifat lain yang harus ditonjolkan adalah koreografer yang suka bercanda, ini untuk menenangkan dan menyegarkan suasana penari yang lelah agar tim semakin merasakan suasana kekeluargaan. Kadang makan bersama pun akan mempererat hubungan dalam tim. Bercanda, bersenda gurau disela-sela latihan dapat mengikat hati satu dengan yang lainnya.
Koreografer dan komposer harus tahu sifat-sifat dari penari dan pemusiknya agar mudah dinetralisir apabila ada kejadian yang tidak mengenakkan, seperti penari/pemusik yang tempramental, tidak sabaran, gegabah, telat mikir dan sebagainya. Mengetahui sifat-sifat anggota ini sangat penting untuk diketahui, karena ada sebagian anggota yang tanpa sengaja mengucapkan kata-kata yang menyinggung temannya, maka koreografer/komposer dapat mencegah kejadian-kejadian yang bakal tidak diinginkan.
Di sela-sela waktu, ada kalanya koreografer dan komposer berkumpul bersama tim membicarakan tujuan dari latihan, mempersilahkan juga kepada semuanya untuk mengeluarkan uneg-unegnya dan memberikan keleluasaan kepada mereka untuk menyampaikan ide-ide yang membangun untuk tim, mempererat persaudaraan adalah yang paling utama
Sudah menjadi hal yang wajar di antara tim ada yang memiliki sifat manja, anak mama, iri dengki, menyebalkan, dan sebagainya. Ini hal yang wajar karena sifat wanita itu berbeda-beda, kuncinya hanya satu munculkan di tiap latihan itu kebersamaan dan berusahanya untuk mencegah sifat-sifat negatif berlebihan mereka itu agar tidak muncul.