Mohon tunggu...
Agus Wicaksono
Agus Wicaksono Mohon Tunggu... -

Mas Agus, begitulah teman-teman dikantor dulu memanggil saya. Sekarang hanya tinggal dirumah saja, setiap hari kerja saya hanya bermain dengan komputer dan internet. Itulah 2 sahabat sejati saya. Tetapi karena perkembangan tekhnologi demikian cepatnya dan mobile, maka komputer telah digantikan peranannya oleh laptop (meskipun tidak 100%) Maklumlah sejak 7 tahun lalu sampai sekarang pekerjaan tetap saya adalah web programmer disebuah perusahaan swasta asing. Tetapi dengan tekhnologi internet saya dapat bekerja dari rumah (hiihihi... mungkin boss saya disana tidak tahu kalau disini saya sering kerja cuman pake sarung atau celana pendek saja. Mungkin juga gak pakai baju hiihihihihi...). Di tempat saya bekerja menerapkan sistem manajemen Virtual Office. Jadi ya beginilah saya, bekerja dirumah, tanpa perlu antri dijalan berjam-jam hanya demi menuju tempat yang namanya kantor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikayat Si Pemuda Pengangguran (1997 - 2003)

24 Juni 2009   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:01 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian ketika suatu hari si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi ini sedang memancing di danau itu lagi. Si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi mendapatkan informasi bahwa ada lowongan disebuah stasiun televisi swasta. Ia pun bergegas pulang, maksud hati hendak mempersiapkan segala macam yang diperlukan untuk melamar pekerjaan itu. Si penjual kail terheran-heran melihat si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi pergi dengan tergesa-gesa tanpa sempat ia menanyakan apapun.

Keesokan harinya si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi. Sudah berada di sebuah stasiun televisi swasta, ia diterima sebagai tamu dengan baik sekali. Menunggu di ruangan ber AC membuatnya mengantuk, sampai pada akhirnya gilirannyapun tiba. Si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi ini pun memasuki ruangan interview dan kemudian ia mengerjakan soal-soal test. Setelah semua selesai iapun diberitahu untuk menunggu hasilnya beberapa hari kemudian. Kemudian si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi inipun berlalu menuju rumahnya.

Sesampainya di depan pintu gerbang rumahnya, si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi ini bertemu dengan ayahnya. Sang ayah berkata "tadi temanmu, si Kowe itu datang dia tanya mau gak kamu kerja sama temannya?". Si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi inipun termenung, ternyata Allah sayang sama umatnya. Beruntunglah aku masih bisa "berdiskusi" dengannya. Melihat anaknya termenung sang ayah berkata lagi "Kalau mau, besok kamu bisa menemui dia, ini alamat kantornya"

Kembali si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi, ini termenung. "Betapa besarnya kasih sayang Allah kepada umatnya. Aku hanya minta dibukakan mataku saja supaya bisa melihat jalan yang diridlhoiNya... ternyata banyak yang kudapatkan. Tadinya aku hanya melihat peluangku untuk mendapatkan pekerjaan hanya selubang jarum, ternyata Allah telah membukakan mataku selebar-lebarnya. Allah tidak ingin aku terjerumus ke hal-hal yang mengharamkan bahkan menajiskan diriku sebagai manusia".

Singkat cerita si pemuda pengangguran yang sudah tidak banyak menganggur lagi, kini benar-benar sudah bekerja dan tidak menganggur lagi. Ia bekerja dibagian data processing di sebuah perusahaan outsourching untuk security agency. Dua tahun kemudian ia diterima bekerja pada sebuah perusahaan swasta asing yang bergerak dibidang software developer sebagai web programmer. Sampai saat ini si pemuda pengangguran yang sudah tidak menganggur lagi masih bekerja di perusahaan swasta asing itu, bahkan saat ini si pemuda pengangguran yang sudah tidak menganggur lagi cukup bekerja dari rumah. Karena tempatnya bekerja membuat manajemen "Virtual Office" yang dengan kemajuan dunia internet saat ini memungkinkan manusia-manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, bekerja dari rumah. Dan saat ini si pemuda pengangguran yang sudah tidak menganggur lagi inipun sudah meninggalkan kota Jakarta yang hingar bingar, membangun sebuah keluarga sederhana dengan dua orang anak yang masih kecil dan lucu di sebuah desa kecil di Karawang, Jawa Barat. Dan tentunya untuk menikmati berkah yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.

Terbuktilah sudah firman Allah:

38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS Al Baqarah)

62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[1], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[2], hari kemudian dan beramal saleh[3], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al Baqarah)

112. (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al Baqarah)

137. Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun