Kesan Sosial Masyarakat Indonesia di bulan Ramadhan
Ramadhan di Indonesia itu khas. Dimana umat muslim melaksanakannya dengan kekhasan tradisi di daerahnya masing-masing dengan syariatnya yang sama. Sebuah warisan pendahulu kakek-nenek kita melaksanakannya dengan sederhana dan mungkin juga unik yang disesuaikan dengan alam nusantara ini. Istilah 'ngabuburit mungkin hanya ada di daerah Sunda, atau musik tradisional keliling membangunkan sahur hanya ada di Indonesia.
Kekhasan tradisi masyarakat Indonesia sejak memasuki Ramadhan hingga Indul Fitri dan pasca Idul Fitri memang suatu membuat indahnya Ramadhan di Indonesia. Terlepas dari aneka tradisi masyarakat di Nusantara ini, patut ditarik kesimpulan adalah betapa masyarakat Indonesia dalam menyambut Ramadhan ini memberikan kesan sosial yang tinggi terhadap orang lain dan terlebih kepada mereka masih kekurangan.
Suasana Ramadhan di Indonesia telah sejak dahulu diwarnai dengan berbagi kebahagiaan. Di surau-surau dan di masjid-masjid di seluruh Tanah Air tampak ramainya umat Islam beribadah. Saat berbuka puasa tampak betapa Islam menempatkan fakir miskin sebagai yang diistimewakan. Mereka berbuka puasa bersama dari  uluran tangan  mereka yang mampu, berbagi kebahagiaan.
Ingin rasanya keadaan Ramadhan tetap berlangsung sepanjang tahun, sepanjang hidup ini. Betapa tampak kasih sayang kepada fakir miskin itu di bulan Ramadhan.
Kegiatan Kecil Penyair Indonesia Mengisi Ramadhan
Di sela-sela melaksanakan ibadah puasa  Ramadhan penyair Indonesia memotret Ibadah puasa dengan karya-karya puisi yang tersendiri dalam lingkugan dan gejolak hatinya.  Ingin rasanya keadaan Ramadhan tetap berlangsung sepanjang tahun, sepanjang hidup ini. Betapa tampak kasih sayang kepada fakir miskin itu di bulan Ramadhan.
Kegiatan Kecil Penyair Indonesia Mengisi Ramadhan
Di sela-sela melaksanakan ibadah puasa  Ramadhan penyair Indonesia memotret Ibadah puasa dengan karya-karya puisi yang tersendiri dalam lingkugan dan gejolak hatinya. Betapa puasa melahirkan karya-karya istimewa yang patut mendapat apresiasi tinggi bagi pecinta sastra di seluruh nusantara ini. Karya-karya mereka tampak memukau dan kadang memberi instropeksi diri selama ini atau bahkan kebanggan melaksanakan puasa itu. Dan di lain karya lainnya ada juga yang mengajak kita semua untuk menjalankan sebaik-baiknya, keistimewaan dan meneguhkan keimanan.
Sisi lain keistimewaan dalam antologi ini adalah dibuat di bulan Ramadhan ketika penyair tengah menjalankan ibadah saum Ramadhan dan dalam waktu yang sangat singkat yakni tiga hari mengumpulkan puisi-puisi sebagai sekumpulan puisi. Dan pada saat antologi bersama ini dibuat, adalah antologi bersama penyair Indonesia pertama yang paling singkat dalam rekrutmentnya yakni hanya tiga hari yaitu dari tanggal 1 Juni 2017 sampai 3 juni 2017 atau dari tanggal 6 Ramadhan 1438 H sampai 8 Ramadhan 1438 H.
Ternyata sambutan dan apresiasi untuk pembuatan antologi demikian besarnya sehingga dapat terkumpul banyak puisi dari 72 penyair se Indonesia yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam kegiatan kecil ini.