Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Spirit KH Ahmad Dahlan di The Sagian Villa

31 Mei 2023   09:08 Diperbarui: 15 Juli 2023   11:28 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idenya mengalir spontan. Saat diskusi kecil di sebuah warung kaki lima. Lokasinya di bibir Gang Ampel Lonceng, di sepanjang Jalan KH Mas Mansur. Salah satu kawasan legendaris di Kota Surabaya.

Sepekan jelang Rapat Kerja (Raker) Majelis Tablig (MT) PWM Jatim. Kegiatan itu sudah ditetapkan jadwalnya, 27-28 Mei 2023. Tempatnya di The Sagian Villa, Batu. Berada di lereng Gunung Arjuno.

"Ini Yai Doktor Syamsul (Dr Syamsul Ma'arif/Waka MT) punya usulan menarik. Saat raker, kita pakai baju putih. Pakai sarung Chofa," kata Munahar melempar ide.

Slamet Muliono Redjosari (Waka MT) menyambut positif. Karena kesannya keren banget. Religiusitasnya, kekompakannya, dan lainnya. "Saya kira tidak sulit. Semua punya lah," ucap dia.

Saya menimpali. Jika kesan itu mungkin bisa bertambah asyik jika 'dibumbuhi' spirit KH Ahmad Dahlan. Ya, dengan menambah topi imamah yang biasa dipakai pendiri Muhammadiyah itu.

"Foto-foto lama bisa jadi rujukan. Saya pernah memakainya pas acara dengan para pegiat sejarah di Peneleh."

"Hanya yang jual topi sepertinya hanya ada di online. Di sejumlah marketplace. Di Yogyakarta pernah dicari, tapi tidak ada. Termasuk toko Suara Muhammadiyah," imbuh saya.

foto: MT jatim
foto: MT jatim

Kami bertiga pun sepakat. Lalu membawa usulan ini ke rapat terakhir jelang keberangkatan di Kantor PWM Jatim. Para jamaah MT merespons. Mereka memanfaatkan smartphone-nya masing-masing. Mem-browsing dengan kata kunci "topi imamah" dan "topi ahmad dahlan".

Sebagian besar peserta rapat tertarik membelinya. Hanya, lantaran fokus membahas agenda raker, pembahasan topi imamah itu berasa 'menguap'. Tergantikan dengan pembahasan soal akomodasi, transportasi, konsumsi dan lainnya.

Usai rapat, beberapa pengurus MT menyambung diskusi sambil ngopi di Warung Mbak Watiq, sebelah Kantor PWM Jatim. Ada Afifun Nidlom, Hairul Warizin, Roisuddin, Abdul Wahab, dan saya.

Kebetulan, ada beberapa rekan dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) yang dikomandoi Muhammad Mirdasy, datang. Kami membicarakan soal koloborasi. Menggelar diskusi yang melibatkan para stakeholder di Jawa Timur.

"Oke kita beli, ya. Belinya nanti antara jam dua dan jam tiga sebelum salat malam. Biasanya banyak diskon," ujar Afifun Nidlom yang sudah mengincar beberapa marketplace yang menjual topi imamah. Hairul alias KW dan Roisuddin mengamini yang minta tolong dibelikan juga.

Rapat kerja membahas dakwah berkemajuan. foto: MT Jatim
Rapat kerja membahas dakwah berkemajuan. foto: MT Jatim

***

Matahari mulai meninggi. Angin berembus lumayan kencang. Dingin menyergap. Cuaca yang biasa terjadi di Batu bila tak ada hujan. Makin mendekati senja makin berasa dingin.

Mobil-mobil yang membawa jamaah MT mulai tiba. Pelataran The Sagian Villa terlihat penuh. Deretan mobil terparkir di sana. Suasana berasa riuh. Jamaah MT berhimpun. Hanyut dalam kegembiraan. Bak keluarga besar yang berkumpul pas Lebaran.

The Sagian Villa terlihat megah. Satu blok bangunan dibangun dua lantai, satu blok lagi dibangun tiga lantai. Kamar-kamarnya luas dan bersih. Dilengkapi selasar, teras, rooftop, hall dengan kapasitas 50-60 orang.

Vila itu sudah di-booking Kiai Syamsul Ma'arif, beberapa pekan sebelum digelar raker. Pengusaha bersahaja dan berpenampilan kalem itu, juga menyiapkana dapur umum bersama istrinya untuk kebutuhan logistik selama raker.

Menu-menu pun berasa istimewa. Karena disajikan "fresh from di the oven". Ada rawon empal, nasi pecel plus empal, tempe, dan telur asin. Juga kudapan spesial, seperti ketan punel, kue pastel, kue lumpur, pisang goreng, martabak mi, dan masih banyak lagi.

"Ini tempatnya istimewa. Bikin kerasan tinggal di sini," ujar Zaenal Arifin, anggota MT yang menggawangi urusan dakwah digital.

Deretan agenda raker digelar. Satu demi satu diselesaikan. Dari rapat komisi masing-masing divisi, hingga rapat pleno yang dipusatkan di hall lantai 3.

Hari beranjak malam, kami melihat titik-titik cahaya lampu dari rumah-rumah di kaki Gunung Arjuno. Seperti bintang yang bertebaran. Setelah semua agenda kelar, jamaah MT masih melanjutnya ngobrol sersan (serius tapi santai).

Dinihari, kami menunaikan qiyamul lail, salat tahajud berjamaah. Sebelas rakaat. Dipimpin Ustad Ahmad Jupri. Disambung dengan salat subuh berjamaah. Imamnya, Ustad Irwan. Keduanya mampu membawa suasana menjadi khusuk dan syahdu.

Jamaah MT juga mendengarkan tausiyah dari dua ulama kharismatik MT, yakni Ustad Nadjih Ihsan dan Ustad Musyafa.

foto: MT Jatim
foto: MT Jatim

***

Pagi merambat datang. Panorama di teras atas The Sagian Villa terlihat begitu indah. Penampakan Gunung Arjuno sangat jelas. Lengkap dengan awan-awan kecil yang mengitarinya. Kilauan sinar matahari menambah indahnya suasana di pagi hari.

Momen itu tak disia-siakan jamaah MT. Mereka ber-selfie dan ber-welfie. Baju putih, sarung Chofa, dan topi imamah KH Ahmad Dalan melekat di badan. Karena topi imamah terbatas, kami pun bergantian memakainya.

Hasil jepretan masing-masing smartphone jadi perbincangan hangat dan bikin suasana gerr. "Kok apik hasile. Iki mesti kamerae sing jahat, hehe," goda saya kepada Imam Budi Utomo, anggota MT yang juga pengacara itu.

"Wes bro, gantiaen fotoku sing nang website. Gae iki ae, ya," pinya Imam yang "menyewa" topi imamah KW.

"Ojok sewe-suwe. Ono uang sewane gae topi iki," seloroh KW yang bertubuh subur ini, lantas terkekeh.

Ustad Nadjih Ihsan tak mau ketinggalan. Usai syuting untuk produksi konten medsos MT, dia meminjam topi saya. Meminta difoto dengan background foto gunung dan matahari terbit.

Melihat hasil jepretan, Ustad Nadjih tersenyum. "Apik. Kirim ke WA saya, ya. Biar tak kirim ke grup-grup pengajian ibu-ibu," kata dia, lalu tersenyum.

Dalam sesi foto bersama, Ustad Najih bareng Afifun Nidlom, KW, dan Roisuddin. Angle-nya sama. Sholikhul Huda (Waka MT) dan David Yusuf (anggota MT) juga ikut mengabadikan momen itu.

Ketika melihat hasilnya, semua senang. Hanya KW terdiam. Kenapa? "Sing iki gak usak tak posting. Lha tak delok awak elek dewe. Kalah ganteng ambek Ustad Nadjih," seloroh KW sambil garuk-garuk kepala. Jamaah MT yang mendengar pun langsung geer..

Dr Sholihin Fanani yang datang belakangan untuk memberikan motivasi, mengaku senang melihat keakraban dan keguyuban jamaah MT. Dia juga senang melihat outfit jamaah MT dengan topi imamah itu.

"Saya sudah memosting lebih dulu di FB, pakai topi imamah itu. Alhamdulillah, banyak yang suka," ujar wakil ketua PWM Jatim itu.

Hingga pulang, pembahasan topi imamah tak berhenti. Medsos jamaah MT dibanjiri foto-foto ala KH Ahmad Dahlan. Banyak tanggapan, sebagian besar menanyakan di mana membelinya.

Jamaah MT merasa gembira. Sesuai misi MT yang menebar kebaikan dengan penuh menggembirakan. Semoga, spirit KH Ahmad Dahlan bisa menular. Mensyiarkan dakwah berkemajuan Muhammadiyah. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun