Deretan agenda raker digelar. Satu demi satu diselesaikan. Dari rapat komisi masing-masing divisi, hingga rapat pleno yang dipusatkan di hall lantai 3.
Hari beranjak malam, kami melihat titik-titik cahaya lampu dari rumah-rumah di kaki Gunung Arjuno. Seperti bintang yang bertebaran. Setelah semua agenda kelar, jamaah MT masih melanjutnya ngobrol sersan (serius tapi santai).
Dinihari, kami menunaikan qiyamul lail, salat tahajud berjamaah. Sebelas rakaat. Dipimpin Ustad Ahmad Jupri. Disambung dengan salat subuh berjamaah. Imamnya, Ustad Irwan. Keduanya mampu membawa suasana menjadi khusuk dan syahdu.
Jamaah MT juga mendengarkan tausiyah dari dua ulama kharismatik MT, yakni Ustad Nadjih Ihsan dan Ustad Musyafa.
***
Pagi merambat datang. Panorama di teras atas The Sagian Villa terlihat begitu indah. Penampakan Gunung Arjuno sangat jelas. Lengkap dengan awan-awan kecil yang mengitarinya. Kilauan sinar matahari menambah indahnya suasana di pagi hari.
Momen itu tak disia-siakan jamaah MT. Mereka ber-selfie dan ber-welfie. Baju putih, sarung Chofa, dan topi imamah KH Ahmad Dalan melekat di badan. Karena topi imamah terbatas, kami pun bergantian memakainya.
Hasil jepretan masing-masing smartphone jadi perbincangan hangat dan bikin suasana gerr. "Kok apik hasile. Iki mesti kamerae sing jahat, hehe," goda saya kepada Imam Budi Utomo, anggota MT yang juga pengacara itu.
"Wes bro, gantiaen fotoku sing nang website. Gae iki ae, ya," pinya Imam yang "menyewa" topi imamah KW.
"Ojok sewe-suwe. Ono uang sewane gae topi iki," seloroh KW yang bertubuh subur ini, lantas terkekeh.