Ide brilian muncul. Para eksponen Prambors seperti Imran dan Sys NS, lalu berinisiatif membuat Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR). Mengundang dan menyeleksi para pencipta lagu remaja untuk berkarya.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi baru. Direkam oleh produser muda, diaransir oleh arranger terkini melalui tangan Jockie Suryoprayogo.
Maka, estetika itulah yang terjadi. Musik pop "terbaru" dengan jelajah chord dan aransemen yang utamanya dipengaruhi progressive rock, folk, dan juga disko.
Lirik-liriknya puitis. Banyak memilih kata yang tak lazim digunakan untuk musik popular Indonesia saat itu.
Juga banyak mengambil dari "perbendaharaan lama". Kata-kata yang umum namun dengan paduan yang tak lazim untuk mencapai metafora.
Juga berefleksi terhadap kondisi sosial-budaya dan relasinya pada kehidupan anak muda masa itu.
Jockie Suryorayogo pun memberikan judul kompilasi dari para musisi muda, "Musik saya adalah saya". Yang kasetnya diproduksi oleh Musica Studio, tahun 1979.
***
Indonesia punya banyak talenta di bidang musik. Itu diyakini banyak kalangan. Bukan hanya di level Asia Tenggara, tapi juga dunia.
Pengalaman sudah membuktikan hal itu. Banyak anak Indonesia bisa menjadi juara di ajang kompetisi menyanyi internasional.