Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alun-Alun, Baju Adat, dan Sekolah Kebangsaan

24 Oktober 2022   16:13 Diperbarui: 24 Oktober 2022   16:13 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dahlan Iskan bersama pengurus Begandring yang memakai baju adat Jawa. foto: begandring

"Saya senang Anda menggunakan busana seperti ini. Saya akan buat setelan busana ala Soekarno muda seperti ini!" begitu ucap Dahlan.

Keingintahuan Dahlan tak berhenti sampai di situ. Dia juga bertanya, bagaimana ceritanya Soekarno bisa memakainya, berikut makna dari busana tersebut.  

Para pegiat sejarah Begandring pun menceritakan, suatu ketika Bung Karno diminta untuk melepas jas yang dianggap berbau kolonial ini, tapi Soekarno menolak.

Busana yang dipakai Soekarno sama dengan Tjokroaminoto serta Tjokrosudarmo. Bagi Soekarno, perpaduan jas dan kain batik serta blangkon ini adalah simbol kesetaraan antara bumiputera dan Eropa.

Sekolah Kebangsaan di Rumah Lahir Bung Karno Pandean. foto: diskominfo surabaya
Sekolah Kebangsaan di Rumah Lahir Bung Karno Pandean. foto: diskominfo surabaya

***

Sejak pendiriannya, Perkumpulan Begandring Soerabaia concern dengan dengan isu-isu budaya dan sejarah. Melalui aktivitasnya, perkumpulan ini  berupaya ikut berperan dalam rangka pemajuan serta pemberdayaan manusia dan kebudayaan.

Dalam aktivitasnya Begandring Soerabaia menjalankan trilogi peran, yakni peran eksploratif dengan menggali dan menelusuri jejak sejarah. Edukatif dengan berbagi hasil eksplorasi melalui kegiatan kegiatan seperti diskusi publik dan jelajah sejarah bersama masyarakat umum.

Satu lagi, advokatif dengan mendorong pengambil kebijakan untuk bersama berupaya melalukan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan sejarah dan cagar budaya.

Salah satu isu yang digulirkan adalah pentingnya sekolah memberi pelajaran bermuatan lokal Surabaya. Hal ini dibutuhkan agar tidak ada missing link, terputusnya pemahaman sejarah kota oleh warganya. Ini sangat berbahaya. Kota yang kehilangan jati dirinya. Surabaya terancam kehilangan ruh kepahlawanannya.

Sudah tak terhitung berapa kali protes melalui rilis terbuka dibuat. Begitu pun dengan surat resmi yang disampaikan ke Pemerintah Kora Surabaya dan DPRD Kota Surabaya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun