Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alun-Alun, Baju Adat, dan Sekolah Kebangsaan

24 Oktober 2022   16:13 Diperbarui: 24 Oktober 2022   16:13 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medio Januari 2022, Perkumpulan Begandring Soerabaia membuat liputan soal kontroversi nama Alun-Alun Surabaya di Balai Pemuda. Melalui channel Heritage Walk, mereka ingin mengedukasi publik tentang keabsahan sejarah dari bangunan tersebut.

Selain itu, perkumpulan yang ditukangi para ahli dari berbagai disiplin ilmu itu juga ingin menyatakan protes keras karena ada pengaburan dan distorsi sejarah Balai Pemuda gara-gara keberadaan Alun-Alun Surabaya.

Sebelum syuting disepakati ada jajak pendapat. Tidak perlu banyak, cukup beberapa orang saja. Pengumpulan pendapat tersebut dimaksudkan untuk menguatkan alasan membuat konten sebelum membahas sejarah Balai Pemuda.

Jajak pendapat pun dimulai. Beberapa pengunjung dicegat, lalu dimintai pendapat. Pertanyaannya gampang, Anda sekarang berada di mana? Dan apa nama gedung yang Anda lihat itu?

Dari semua pengunjung yang ditanya, seratus persen menjawab tidak tahu soal nama Balai Pemuda. Mereka yang rata-rata milenial, hanya tahu nama Alun-Alun Surabaya. Berikut ruang bawah tanahnya (basement).

Celakanya lagi, ada juga pengunjung yang ketika ditanya menyebut jika Gedung Balai Pemuda itu adalah Balai Kota Surabaya. Duh, sungguh memprihatinkan!

Fakta sejarah, Alun-Alun Surabaya tempatnya bukan di kompleks Balai Pemuda, melainkan di kawasan Tugu Pahlawan. Ketika itu, di sana adalah lapangan alun-alun yang menjadi satu lapangan dengan stadstuin (taman kota). Di satu lapangan luas ini terdapat dua pendopo, yakni Pendopo Kasepuhan dan Pendopo Kanoman.  

Dalam syuting, bukti-bukti berupa buku dan peta kuno dibeber. Disajikan di dua tempat, yakni di Balai Pemuda dan Alun-Alun Contong. 

Video itu kemudian di acara diskusi publik Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur. Semua terperangah, tak percaya anak-anak muda ternyata tidak tahu Gedung Balai Pemuda yang bersejarah itu. 

MSI Jawa Timur pun bertindak dengan memberikan rekomendasi: kembalikan nama Balai Pemuda. Rekomendasi tersebut lalu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun