Persebaya waktu itu diperkuat pemain-pemain yang spartan. Di antaranya, Syamsul Arifin, Mustaqim, Hally Maura, Yongki Kastanya, Nuryono Hariadi, Harmadi, Muharam Rosdiana, Usmad Hadi, Â dan Gede Putu Yasa. Â
Sementara Perseman Manokwari diperkuat tiga pemain yang menjadi langganan Timnas. Mereka adalah Adolf Kabo, Yonas Sawor, dan Elly Romaropen.
Persebaya memakai kostum hijau-hijau. Sedang Perseman memakai kostum hitam-putih.
 ***
Saya berdiri di dekat bench Persebaya. Melihat dari dekat pertandingan yang sengit itu. Kedua tim sama-sama tampil ngotot. Adu kecerdikan dan taktik tak terhindarkan.  Â
Meski bertanding di kandang, para pemain Perseman tak gentar. Mereka bisa mengimbangi tim Persebaya yang saat itu ditukangi Misbach, pelatih yang namanya jarang terekspos.
Dalam pertandingan yang berjalan dengan tempo tinggi, benturan fisik antarpemain tak terelakkan. Pada satu momen, tiba-tiba ada teriakan penonton. Mereka kompak berdiri dengan tangan menunjuk ke lapangan, seraya berteriak, Hee.., sitt..wasit.."
Saya menoleh ke arah tribun sesaat, lalu kembali meletakkan ke tengah lapangan. Rupanya, di tengah lapangan Hally Maura berguling-guling sambil memegangi perutnya.
Saya tidak tahu apa yang terjadi. Pun dengan siapa yang melakukan pelanggaran. Penonton terus berteriak. Bahkan kali ini ada yang melempar botol plastik berisi air dan benda-benda lain ke arah lapangan.
Pertandingan sempat terhenti. Wasit bertanya kepada hakim garis (asisten wasit). Saya tidak ingat keputusan yang diambil wasit saat itu. Hanya saja pertandingan tetap dilanjutkan.