"Gambarannya sih seperti suasana Muktamar Muhammadi yang atau sidang pleno," cetus Ali. Â
Dr Sholihul Huda, pakar sejarah dan studi Islam, mengatakan jika Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Organisasi Islam terbesar di Indonesia itu sudah beberapa kali mengadakan muktamar sebelum Kemerdekaan RI.
"Sejarahnya dulu namanya permusyawaratan pimpinan tingkat pusat atau nasional," jelas sekretaris direksi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) ini.
Pada tahun 1912 hingga 1925, imbuh dia, permusyawaratan pimpinan tingkat nasional itu diganti dengan istilah Rapat Tahunan.
"Tahun 1926 sampai 1941, istilah Rapat Tahunan diubah lagi menjadi Kongres Tahunan. Di masa pendudukan Jepang, tahun 1944, permusyawaratan Muhammadiyah yang pada waktu itu berlangsung di Yogyakarta diberi nama Muktamar Darurat," jabar Sholihul.
Dia menambahkan, temuan plat cetak adalah warisan penting dari jejak sejarah, di mana  Muhammadiyah berperan besar dalam memperjuangkan dan membangun negeri ini .
"Saya kira sebelum muktamar, Muhammadiyah harus segera merealisasikan museum yang sudah direncanakan sejak lama," pungkas Sholihul. (agus wahyudi)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H