"Saya ingin mewujudkan masjid ini menjadi center of excelent. Menjadi masjid yang unggul," pidato Azhar Rangkuti terdengar lantang. Dia ditunjuk pimpro pembangunan yang kemudian dipercaya menjadi ketua yayasan.
"Masjid harus jadi pusat pergerakan ekonomi rakyat berdasar syariah, tempat layanan kesehatan untuk kaum miskin."
"Di sini, ya di sini harus jadi tempat pendidikan ketrampilan untuk bekal hidup," katanya lagi penuh keyakinan.
Azhar menyatakan gak pernah nanggung dalam bekerja. Bukti keseriusannya ia tuangkan melalui slide-slide power point yang tersusun rapi. Dia paparan prototipe masjid. Model bangunan, berikut fasilitas-fasilitasnya seperti sekolah, koperasi, toko buku, dan resto.
Azhar juga siap memediasi terkait pembangunan masjid dari bantuan pemerintah daerah setempat. Jumlahnya sekitar dua miliar lebih. Nomenklaturnya renovasi tempat ibadah.
"Targetnya dalam dua tahun lah. Ya, wajah masjid ini pasti berubah. Insya Allah"
"Kita bisa wujud masjid nantinya jadi tiga lantai. Interiornya lebih banyak. Jauh lebih bersih dan merona," imbuh Azhar.
***
Masjid Al Furqon terlihat lengang. Seperti halnya pemandangan pada pada Subuh sebelum-sebelumnya. Dipenuhi dua shaf jamaah laki-laki, itu pun tidak sampai penuh. Sementara jamaah perempuan hanya satu shaf saja. Mayoritas jamaah berusia di atas 45 tahun. Selebihnya, beberapa gelintir anak muda.
Usai salat, satu demi satu jamaah beranjak pergi. Tinggal beberapa orang yang masih bertahan. Sebagian jamaah memilih menepi. Duduk bersila dengan kepala tertunduk.
Sebagian jamaah lagi tidak mengubah posisi, seperti saat dia mengakhiri salat dengan mengucap dua kali salam. Kaki kanan ditegakkan dan kaki kiri disingkap masuk ke bawah betis kaki kanan.