"Sering pula kita dengar seorang gamer meninggalkan game online tertentu hanya karena game yang dimainkan tersebut lemot karena game provider sering melakukan update atau maintenance," imbuh Rizal.
Namun sayangnya, masih dari survei eBC, sekitar 52 persen rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga gamers tidak berlangganan fixed broadband paket game. Sisanya, 48 persen sudah berlangganan paket game.
Tingginya pertumbuhan gamers ini, sebut Rizal, menyebabkan ISP menjadi tidak mudah dalam memenuhi harapan pelanggan. Terutama pada ISP yang masih banyak mengelola pelanggan dengan paket langganan 10 Mbps.
"Hal ini terjadi pada IndiHome, seperti kita ketahui ada kurang lebih dari 60 persen pelanggan IndiHome yang menggunakan atau berlangganan paket 10 Mbps," katanya.
Dari survei eBC, pada pelanggan yang berlangganan diatas 10 Mbps, diperoleh gambaran bahwa di antara 6 ISP Fixed Broadband yang diamati, IndiHome menempati ranking tertinggi dalam kemampuan memuaskan pelanggan.
"Sebanyak 78 persen gamers dari pelanggan IndiHome merasa puas atau tidak pernah merasakan gangguan (lag) saat bermain," ujar dia.
Di urutan kedua, ada MNCPlay. Kurang lebih 61 persen pelanggan MNCPlay puas atau tidak pernah merasakan gangguan saat memainkan game.Â
Posisi berikutnya ditempati Biznet, yakni sebesar 57 persen, FirstMedia 53 persen diikuti CBN sebesar 43 persen dan terakhir adalah myRepublic 3 persen.
Dalam konteks tersebut, terang Rizal, ada tiga hal yang menjadi catatan. Pertama, populasi gamers di Tanah Air akan semakin bertambah.
Kondisi ini pada gilirannya akan semakin meningkatkan persaingan antar penyedia layanan game dan tuntutan gamers pada kualitas akses internet
Kedua, masih banyaknya gamers yang memainkan game online di paket kecepatan di bawah 20 Mbps atau belum beralih berlangganan fixed broadband paket game online.Â