Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ayat Ampuh untuk Menghadapi Kaum Pengeluh

28 April 2021   20:36 Diperbarui: 28 April 2021   21:02 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Butuh kesungguhan dan komitmen kuat. Itulah kunci yang saya yakini dalam mendalami Alquran. Makin dalam menyelami Alquran, makin terasa betapa kecilnya dan terbatasnya pengetahuan saya.

Saya juga percaya jika ada yang mengibaratkan Alquran seperti samudra yang tiada bertepi. Yang berisi berbagai kekayaan yang sangat luar biasa beragam.

Siapa pun yang mengeksplorasinya, tidak akan pernah habis. Mendalami Alquran itu ibarat bertamasya. Berada di tengah keindahan yang tiada batas.

Banyak pemikir mampu menghasilkan karya melalui Alquran. Para peneliti juga menghasilkan banyak temuan, juga melalui rangkaian ayat-ayat Alquran.

Selain membaca Alquran, saya juga berupaya mengartikannya. Pernah sih belajar bahasa Arab. Yang mengajar Ustad Muhtar Ismail, lulusan IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UINSA).

Menghapal beberapa kata benda, kata kerja, dan seterusnya. Sayang, beberapa kali tidak bergabung, membuat saya banyak ketinggalan. Karena malu dan sungkan, akhirnya saya tidak melanjutkan. Sekarang saya menyesal tidak melanjutkan kursus bahasa Arab.

Saya juga ikut beberapa kajian kitab, salah satunya kitab Riyadhus Shalihin. Yang ditulis Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawy atau Imam Nawawi.

Kitab Riyadhus Shalihin adalah pilihan dari hadis-hadis shahih. Bagian paling besar dalam kitab adalah pilihan hadis shahih dari Bukhari dan Muslim.

Dari belajar kitab tersebut, saya mengapal beberapa surat pendek dan doa. Saya menghapalkan berkali-kali. Tak terkecuali di bulan Ramadan. Sekaligus membaca artinya. Berikut beberapa ayat dan doa yang saya ingat: 

Ilustrasi foto:clearpointagency.com
Ilustrasi foto:clearpointagency.com
Menghadapi Kaum Pengeluh

Saya punya beberapa teman yang hidupnya kerap mengeluh. Hidup yang dianggap tidak adil. Beban kehidupan yang dirasakan selalu diomongkan ke mana-mana.

Mengeluh dari urusan pribadi, keluarga, bahkan urusan negara. Dan lagi, teman yang suka mengeluh itu juga gampang menyalahkan orang lain dan cari kambing hitam.

Saya mencoba berempati. Jika siapa pun orang pasti punya masalah. Entah masalah besar, sedang, atau kecil. Tapi, bukankah tidak bijak kalau lari dari masalah dan hanya berpangku tangan?

Saya juga kerap mengingatkan di Surat At Talaq Ayat 2-3:

 "Waman Yattaqillaha yaj'allahu makhrajan wa yarzuqhu min haithu la yahtasib. Waman yatawakkal 'allahi hahuwa hasbuh. Innallaha nalighu amrihi qad ja'alahullahu likulli syaiin qadra."

Artinya : "..Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya), (2) Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu."

 

Ilustrasi foto:tranquiltms.co.uk
Ilustrasi foto:tranquiltms.co.uk
Doa Dijauhkan dari Kegalauan

Saya sering mengucapkan doa ini. Setiap usai salat fardu. Acap kali saya mengartikannya secara perlahan. Dalam risalah disebutkan kalau Rasulullah SAW setiap selesai salat sering membaca doa ini.

Allahumma inni a'udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia."

Saya menyakini doa ini mampu mendorong kita itu lebih tenang menghadapi masalah. Menghadapi banyaknya urusan yang belum terselesaikan.

Terlebih, di ujungnya tersurat wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal. (Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia).

 

Ilustrasi foto:the-peak.ca
Ilustrasi foto:the-peak.ca
Menggelorakan Ta'awun

Saya mengapresiasi spirit Muhammadiyah yang meletupkan kata ta'awun. Saling tolong menolong dan kerja sama dalam kebaikan. Spirit inilah yang menjadi penguat bagi organisasi Islam tertua itu untuk terus bergerak memberikan kontribusi nyata kepada umat. Khususnya di masa sulit seperti pandemi covid-19.

Wata'awanu Alal birri wattaqwa wala ta'awanu Alal Ismi Wal udwan wattaqullah Innallaha syadidul iqab.

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Surat Almaidah ayat 2)

Ayat tersebut sering saya kutip. Baik forum resmi maupun informal. Yang bikin saya gembira, saya bisa nyambung diskusi dan berkarya dengan teman dari background berbeda karena mengusung spirit ta'awun ini. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun