2. Tarawih di RumahÂ
 Tahun lalu, saya full salat tarawih di rumah. Bareng istri dan dua anak. Kadang saya sebagai imam, tapi beberapa kali dua anak saya bergantian jadi imam.
Saya sengaja memberi kepercayaan kepada anak menjadi imam. Agar mereka terbiasa mengembang tanggung jawab. Jika dia menjadi imam harus hapal setidaknya surat-surat pendek dalam Alquran. Â
Untuk menghindari kejenuhan membaca surat pendek, waktu menjadi imam saya membaca potongan ayat mulai dari Surat Al Baqarah. Saya memajang Alquran tepat di depan, lalu membacanya.
Sampai hari ke-15 Ramadan tahun ini, saya masih melaksanakan salat tarawih di rumah. Ada rencana untuk tarawih di masjid, namun hal itu sampai sekarang masih belum tertunaikan.
3. Ikut Blog Competition
Saya baru pertama kalau ikut Blog Competition Samber Satu Ramadan Bercerita 2020. Saban hari, saya harus menulis sesuai tema yang ditentukan.
Bagi saya, aktivitas ini berasa nostalgik. Mengingatkan saya menjadi jurnalis dulu. Di mana, sehari saya harus menulis sediktnya tiga berita. Bahkan, kalau ada penugasaan atau liputan khusus, bisa menulis 5-6 berita sehari.
Tak hanya itu, saya juga merasakan bagaimana menulis dalam bayang-bayang deadline. Jujur, saya sering menulis artikel di blog competitioin ini 1-2 jam jelang penutupan atau batas akhir penayangan.
Ada perasaan senang ketika bisa menyelesaikan tulisan tanpa deadline. Sungguh. Rasanya plong banget. Saya sangat bersyukur bisa menikmati aktivitas menulis di Kompasiana.