Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Madu, Habbatussauda, dan Tes Kehamilan

20 April 2021   21:06 Diperbarui: 20 April 2021   21:25 2503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto: jovee.id
Ilustrasi foto: jovee.id

Tak ada lagi pembicaraan soal kehamilan. Saya dan istri sepakat "puasa" bicara itu. Untuk sementara waktu. Sekarang giliran membebaskan beban pikiran. Jalani hidup dengan mengalir saja.

Kami juga lebih banyak menghabiskan waktu ke luar rumah. Mengunjungi tempat makan favorit, jalan-jalan di mall, nonton bioskop, dan masih banyak lagi.    

Namun ikhtiar tetap kami jalankan. Kami rutin kontrol ke tempat praktik dr Bambang Sukaputra, Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Yang memberi referensi Nany Wijaya (waktu itu Direktur Utama Jawa Pos Group).  

Jadwal rutin kontrol tiap bulan. Tiap kontrol, kami harus menebus berbagai resep. Setelah sekian lama, saya menanyakan perkembangan kepada dr Bambang. Dia menjawab masih nihil. Kami mencoba bersabar.  

Suatu ketika, dr Bambang bilang, "Piye, jeng. Wong ya sudah semua dilakukan. Obatnya juga yang terbaik. Gimana lagi?"

Kata dr Bambang, penyebab sulitnya hamil lantaran sel telur istri kecil. Sulit berkembang alias dibuahi. Peluang lain bisa dilakukan dengan teropong. Atau bisa dijajaki ikut program bayi tabung!

Saya cuma terdiam mendengar penjelasan dia. Membayangkan harus melakukan dua saran yang disampaikan dr Bambang. Dalam perjalanan pulang, kami hanya terdiam. Menatap kosong di balik pemandangan lalu lalang kendaraan bermotor.

Kami memutuskan tidak kontrol lagi. Saya takut istri stres. Kami mengamini saran seorang teman agar lebih rileks menjalani hidup. Nrimo ing pandum.

Selain itu, harus menjaga pola makan, menjaga pola tidur, dan berolahraga.  Saya mengurangi aktivitas begadang. Seperti kebiasaan jurnalis. Saya memilih beraktivitas produktif di rumah. Menulis, membaca buku, menata tanaman, dan lainnya.

Saya dan istri yang berprofesi sebagai perawat, juga minum suplemen dan multivitamin. Suatu ketika, kakak saya, Syamsul Ma'arif (kini sudah almarhum) di Mojokerto datang ke rumah. Bareng temannya, Abah Kabul (begitu panggilan akrabnya).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun