Dalam demo tersebut, semua warga asing mengabadikan proses awal memasak sampai jadi. Hasilnya, mereka sangat mengapresiasi. Usai demo masak, seorang warga asing dari Belgia menghampiri Muji.Â
Dia bilang kalau kariernya ingin meningkat, minimal harus punya pengalaman pernah bekerja di dua manajemen hotel bintang lima.
Tidak sampai setahun bekerja, Muji memilih resign dari Kartika Graha Malang. Ini setelah lamarannya diterima oleh manajemen Hotel Hilton di Bali. Sekira dua tahun, dia hijrah lagi, kali ini bergabung di Hotel Surya Prigen, Pasuruan.
Tahun 1992, Muji kembali ke Surabaya. Dia sempat bekerja di Hotel Shangri-La dan Hotel Mercure, sebelum akhirnya memutuskan behenti dan menjalani profesi menjadi pengajar di SHS.
Beda Bumbu, Beda Rasa
Pengalaman bertahun-tahun menjadi chef membuat Muji well informed terhadap makanan-makanan khas Jawa Timur. Salah satunya soto Madura. Kata dia, Soto Madura sejatinya bukan berasal dari Madura, tapi dari Surabaya.
Muji lalu menuturkan pengalamannya. Saat dirinya menjadi executive chef Heritage Club di Surabaya. Di tempat itu, salah satu direksinya adalah Raden Panji Mohammad Noer atau karib disapa HM Noer, mantan gubernur Jatim kelahiran Sampang, Madura yang kini sudah almarhum.
Kala itu, terang Muji, dia sempat kaget saat memasak soto Madura. HM Noer sempai mencicipi masakannya. HM Noer memuji masakan soto buatan Muji. Namun dia mengatakan kalau itu bukan soto Madura.
"Kalau kamu ingin tahu soto Madura, nanti kamu ke rumah. Biar dimasakin istri saya," ujar HM Noer seperti ditirukan Muji.
Dalam suatu kesempatan, Muji akhirnya bisa menikmati soto Madura di rumah HM Noer. Bahan dan bumbunya beda. Soto buatan istri HM Noer pakai daging ayam, bukan daging sapi.Â