Cak To tak pernah bisa menjelaskan soal rahasia kesuksesan mendulang rupiah dari bisnis soto. Dia selalu mengaku belum merasa jadi apa-apa. Kalau pun dipaksa ditanya, ia hanya menjawab harus telaten, sabar, dan ramah.
Bagi Cak To, pelanggan adalah raja. Dia mewajibkan semua anak buahnya untuk selalu memanjakan para pelanggan yang datang. Contohnya, kalau pelanggan minta balungan (tulang), kulit ayam, ceker, atau campuran jeroan, harus siap dan memenuhi bila masih tersedia. Cak To yakin kalau mereka puas pasti akan kembali lagi.
Usaha soto ayam Cak To terus membesar. Dari usaha ini, Cak To juga berhasil menyekolahkan ketiga anaknya, Wiwik Winarti, Liana, Andri Arta, hingga lulus perguruan tinggi.
Cak To sangat berharap usaha yang dirintis puluhan tahun ini dapat ditularkan kepada anak-anaknya. Pada tahun 2015, anaknya sudah mengembangkan usaha. Dia membuka cabang di kawasan Kertajaya.
Sebelum cabang soto tersebut dibuka, Cak To sempat kepikiran karena khawatir rasa sotonya berbeda. Namun, seiring waktu, hal itu bisa "menguap". Ini setelah anaknya bisa menjamin rasanya tidak beda dengan soto buatan ayahnya.
Bisnis soto milik Cak To ini juga membuat denyut usaha bagi warga kampung Ngemplak. Banyak usaha baru bermunculan di sekitar lokasi Soto Cak To. Dari makanan tradisional maupun kekinian.
Bagi saya, Cak To adalah sosok perantau yang sukses. Dia ditempa perjuangan yang keras. Menjalani proses dan menapaki pergulatan usaha yang tidak ringan. Dan satu lagi, meski telah menjadi pelaku usaha sukses, dia tetap kalem dan bersahaja. (agus wahyudi)