Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Program-Program Sosial yang Lahir dari Tangan Dingin Risma

23 Desember 2020   15:39 Diperbarui: 26 Januari 2021   19:02 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Rismaharini dilantik menjadi Menteri Sosial, Rabu (23/12/2020). Pelantikan berlangsung di Istana Negera. Risma dilantik bereng lima menteri baru lain, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Suara pro dan kontra bermunculan. Publik memberi penilaian beragam. Ada yang pesimistis dan optimistis. Tak terkecuali dengan sosok Risma. Mantan wali kota Surabaya itu, diprediksi bakal berhadapan dengan masalah besar dan rumit di Kementerian Sosial (Kemensos). Yang lain meyakini Risma bisa mengubah wajah Kemensos yang koruptif.   

Bagi saya, Risma adalah sosok yang teguh memegang prinsip. Dia punya sikap tegas dan keras, mewatisi sifat ayahnya. Ia tidak pernah gentar atau mundur dalam membuat keputusan untuk kebaikan rakyatnya.

Risma tak mudah ditaklukkan, bahkan bisa "bertarung" habis-habisan jika urusannya menyangkut kepentingan masyarakat. Kasus pembangunan tol tengah di Surabaya, misalnya. Risma menolak karena dia tak ingin masyarakat terbebani. Sebagai gantinya, dia memilih membangun jalan baru. Ada middle east ring road, outer east and west ring road, frontage road, dan lainnya. Hasilnya lebih nyata. Surabaya bisa mengurai kemacetan.

Risma selalau detail menyelesaikan masalah. Karena itu, di setiap keputusan besar dia selalu terjun langsung. Tidak hanya mengandalkan laporan bawahannya. Dalam kasus penutupan Lokalisasi Dolly, 2014, Risma benar-benar memersiapkan secara matang.

Makanya, ketika lokalisasi tersbesar di Asia Tenggara itu resmi ditutup, Risma telah menyiapkan sentra-sentra usaha yang diperuntukkan buat warga terdampak. Risma membeli eks wisma terbesar Dolly dengan enam lantai yang kemudian disulap menjadi aktivitas Broadband Learning Center, PAUD, senam, perpustakaan, dana wahana edukatif lainnya.

Enam tahun pascaenutupan, wajah Dolly berubah drastis. Aktivitas usaha tumbuh pesat. Warga di sana tak lagi malu bila ada teman maupaun sahabat yang mau berkunjung ke rumahnya.

Saya punya teman di eks Lokalisasi Dolly. Dulu, dia punya kontrakan, sewa parkir, dan warung kopi. Hasilnya cukup besar. Setelah Dolly ditutup, dia buka jasa sablon. Bisnisnya berjalan hingga sekarang. Dia memberdayakan 30 orang di workshop-nya. Sebulan, dia harus bayar bayar cicilan Rp 19 jutaan.

***

Dalam menjalan program-program sosial, Risma selalu concern dengan perlindungan terhadap masyarakat, khususnya perempuan, anak-anak, dan hak asasi manusia.  

Ada beberapa catatan yang saya kumpulkan terkait program sosial yang dilakukan Risma semasa menjabat wali kota Surabaya. Dari program tersebut, Risma pada akhirnya mendapat penghargaan di level nasional maupun internasional.  Di antaranya, Socrates Award 2014, City of Major 2014, Ideal Mother Award 2016, dan lainnya.

Pertama, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPT-P2A). Lembaga ini sebagai wahana pelayanan bagi perempuan dan anak dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan serta perdagangan terhadap perempuan dan anak.

PPT-P2A memfasilitasi penyediaan berbagai pelayanan untuk masyarakat, baik fisik maupun non fisik. Di antaranya, informasi, rujukan, konsultasi atau konseling, dan pelatihan keterampilan.

PPT-P2A merupakan lembaga pemerintah berbasis masyarakat yang bersentuhan langsung dengan perempuan korban kekerasan. PPT-P2A juga memiliki kewajiban moral untuk turut serta memerangi dan menanggulangi faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan.

Salah satu yang menjadi perhatian PPT-P2A, selain memberikan perlindungan kepada perempuan dari perilaku yang mengarah pada kekerasan, juga menciptakan kemandirian bagi perempuan dengan melakukan program pemberdayaan ekonomi perempuan.

Kedua, mempromosikan dan mengembangkan hak-hak anak-anak dengan tetap memperhatikan hak-hak dasar anak. Antara lain, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak pengasuhan (tumbuh kembang), hak kesehatan, hak untuk mendapatkan identitas dan hak untuk memperoleh perlindungan.

Ada banyak kegiatan dilakukan, antara lain membentuk Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) di setiap kecamatan, membentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) di setiap kelurahan, melakukan razia malam bersama dengan Satpol PP dan dinas terkait di tempat hiburan umum, taman dan tempat-tempat lain yang potensi bahaya bagi anak-anak,  membentuk Rumah Sahabat Anak dan Halo Anak Surabaya

Selain fokus pada penanganan korban, program ini juga memperhatikan lingkungan di sekitar korban, seperti orang tua, keluarga, lingkungan rumah. Penyelesaiannya dilakukan secara bertahap dan terpadu.

Ketiga, membentuk Kampung Anak Negeri di Rungkut, Surabaya. Kampung Anak Negeri menampung siswa yang memiliki kekurangan. Di antaranya anak jalanan dan pengamen. Jumlahnya sekitar 1.000 orang. Kegiatannya meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, bimbingan mental, fasilitas pendidikan, tenaga medis, tenaga psikolog pelatihan keterampilan seperti sablon, otomotif, senam bersama, rekreasi bersama.

Selain itu, diberikan beasiswa mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. Di sana juga ada tempat pembinaan bagi anak tuna grahita dan asrama bagi anak keluarga miskin yang berprestasi.

Keempat, di kalangan anak berkebutuhan khusus dibemberikan apresiasi tinggi. Itu diwujudkan dengan penyelanggaraan Peringatan Hari Disabilitas Internasional secara periodik, lomba-lomba dan pertunjukkan seni, menggali bakat dan potensi siswa, dan Inclusive Education Awards. Juga pemberian bantuan perlengkapan sekolah bagi sekolah bagi siswa inklusi.

Risma menyakini jika setiap kota harus memilihi ruang terbuka hijau yang memadai. Itu sebabnya, selain gencar membangun taman-taman kota, Risma juga membangun berbagai sarana olahraga. Di Surabaya kini telah dibangun 39 lapangan futsal, 19 lapangan sepak bola, 51 lapangan basket, 65 lapangan voli, 7 lapangan bulu tangkis, 2 lapangan tenis dan 4 arena panjat tebing. Semua lapangan tersebut dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kota Surabaya.

Kelima, membuat shelter khusus anak perempuan. Di mana anak-anak tersebut diselamatkan dan diberi perlindungan. Shelter tersebut merupakan sebuah rumah khusus bagi mereka. Rumah ini memang dikhususkan bagi mereka karena untuk menangani anak-anak tersebut tidak bisa dicampur dengan anak yang lain. Rumah ini sengaja dirahasiakan supaya mereka tidak terganggu. Selain itu, ada anak-anak dari PSK. Anak-anak tersebut ditolong dengan cara dimasukkan shelter karena mereka ada yang mengidap drugs addict dan sex addict. Mereka kita di-treatment secara terpisah, karena mereka butuh penanganan khusus.

Anak-anak yang dirawat di shelter tersebut mayoritas disekolahkan lagi hingga lulus. Sedangkan yang lainnya dicarikan jalan keluar dengan memberi pekerjaan yang layak. Sedangkan anak-anak hasil korban pemerkosaan itu juga akan sekolahkan.

Dari kegiatan ini, Risma berhasil mencegah terjerumusnya anak-anak remaja perempuan dalam pergaulan bebas. Beberapa kali dia menangani kasus trafficking yang menimpa anak perempuan. Kemudian menelusuri akar masalahnya, bukan hanya dari lingkungan luar dan sekolah, tapi juga teman-teman dekatnya. Hasilnya, ada yang diketahui anak perempuan yang terjerumus trafficking lantaran bapaknya tidak bekerja, sementara ibunya hanya bekerja serabutan. Godaan gaya hidup juga ditemukan menjadi pemicu anak-anak terlibat trafficking.

Risma menemukan ada anak perempuan yang memiliki background pendidikan bagus. Di sekolah nilai untuk setiap mata pelajaran yang diikutinya mendapat angkat sangat memuaskan. Dia juga menjadi juara kelas dan ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Akan tetapi, di luar sekolah, dia terlibat masalah trafficking. Latar belakang karena ketidakharmonisan keluarga. Korban ini juga sudah berhasil ditangani dengan mengembalikan kembali kepada keluarganya.

Tak hanya itu, Risma juga menemukan adanya korban trafficking anak-anak yang dulunya tinggal di dekat lokalisasi prostitusi. Mereka sejak usia dini sudah terbiasa melihat hal-hal seperti yang terjadi di lokalisasi pelacuran. Ada juga anak-anak yang ada di lokalisasi ini mengajak teman-temannya. Yang terjadi, ada juga anak yang telah lulus dan butuh pekerjaan, anak yang mengalami putus sekolah karena keterbatasan biaya, anak yang sudah lulus sekolah butuh pekerjaan dan dibohongi orang, anak yang dirayu oleh keluarganya sendiri untuk terjerumus dalam kegiatan prostitusi karena butuh pekerjaan. Semua masalah yang mendera korban bisa diselesaikan.

Risma melakukan penyelamatan dengan membawa korban-korban trafficking asal Surabaya. Di antaranya, menjemput pulang seorang remaja perempuan yang jadi korban trafficking di Batam, Perempuan yang menjadi korban trafficking di Pulau Aru, Papua.

Ada lagi, seorang remaja perempuan yang dibohongi keluarganya kemudian dijadikan pelacur di Makasar Selain itu, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban trafficking dan hamil sampai melahirkan, Risma kemudian menjemputnya pulang.

Keenam, anak-anak jalanan yang mengamen dan jualan koran diganti penghasilan mereka, namun mereka diwajibkan terus bersekolah. Langkah ini dilakukan setelah dilakan penyisiran di jalanan. Anak-anak yang diketahui beraktivitas di jam-jam sekolah "diamankan". Selanjutnya, petugas membawa ke orang tuanya. Setelah dijelaskan, orang tua mereka bisa menerima selama mereka dapat menghasilkan uang.

***

Problem ketidakberesan di Kemensos memeng sangat akut.  Tugas Tri Rismaharini sebaga Menteri Sosial amat sangat berat. Banyak orang berharap Risma bisa membenahi, sehingga tak ada lagi penyalagunaan wewenang, ketidakbecusan penyaluran bantuan, dan serentetan penyimpangan lainnya.

Saya percaya Risma punya darah pejuang. Dia seorang "petarung" yang tangguh. Pengalaman dia di birokrasi sejak 1997, diharapkan  sangat membantunya untuk memerbaiki Kemensos. Meski fakta dan kenyataannya tak mudah seperti membalik tempe goreng. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun