"Yang saya tulis waktu itu, cita-cita saya ingin jadi ABRI. Saya kepengin jadi Angkatan Udara. Gagah. Bisa naik pesawat," ucap Taufiq, lalu tersenyum.Â
Kedua orang tua Taufiq juga tak pernah merestui dirinya menjadi pesepak bola. Mereka lebih senang Taufiq menekuni pendidikan dan tidak meninggalkan salat lima waktu, mengaji, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Karena tak ingin mengecewakan, Taufiq berusaha memenuhi keinginan orang tuanya. Sebelum berangkat ke lapangan sepakbola, dia selalu membawa sarung, baju takwa, dan kopiah. Jika main bola selesai, dia tak pulang. Melainkan langsung ke masjid untuk mengikuti salat maghrib berjamaah, disusul mengaji, lalu salat isya berjamaah.
Taufiq belajar sepakbola secara otodidak. Tidak ada yang membimbing. Belajar passing, dribbling, keeping, dan shooting sendiri. Taufiq belajar dari menonton pertandingan sepakbola di televisi.
Awal 2002, Taufiq mulai serius berlatih sepakbola. Dari dorongan kakaknya, dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Hizbul Wathan Babat. Waktu itu, dia masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah.
Di SSB Hizbul Wathan Babat, kemampuan dan ketrampilan Taufiq bermain bola mulai ditempa. Bakatnya makin terasah. Taufiq tak mau mengandalkan latihan rutin di SSB. Dia selalu menambah porsi latihan sendiri. Siang hari, Taufiq lari keliling lapangan bola. Beberapa temannya ada yang mencibir, tapi Taufiq tak meghiraukan. Dia ingin menjawab keraguan dengan prestasi.
Tahun 2003, Taufiq terpilih setelah mengikuti seleksi Persela Lamongan U-18 untuk Piala Soeratin. Waktu itu, Persela U-18 dilatih oleh Yusuf Ekodono.
Setelah itu, petualangan Taufiq berlanjut. Dia bergabung dengan Untag Rosita, klub yang berlaga di Kompetisi Persebaya. Di klub tersebut, dia tidak main di posisi biasanya stopper, namun sebagai striker. Untag Rosita termasuk klub papan atas.
Tak lama, Taufiq balik ke Persela. Awalnya statusnya sebagai pemain magang. Setahun kemudian dia ditetapkan sebagai inti Laskar Joko Tingkir, julukan Persela. Menempati posisi aslinya sebagai stopper.
Penampilan Taufiq sebagai defender tangguh dan tak kenal kompromi di Persela berbuah manis. Taufiq terpilih setelah mengikuti seleksi Timnas U-23 yang dipersiapkan untuk Asian Games 2006 di Doha Qatar. Kala itu, Timnas dilatih Foppe de Haan dan Bambang Nurdiansyah sebagai asisten pelatih.
***