Di SEA Games Manila, Hanafing yang bermain di sayap kiri menjadi pemain incaran lawan. Dia kerap mendapat tekel keras. Pada babak semifinal melawan Filipina, Hanafing mendapat tekel horor. Dia sempat dirawat di pinggir lapangan dan kemudian diganti.
Di final, Hanafing tak bisa tampil penuh lantaran cedera. Lututnya tak bisa diajak kompromi. Beruntung, Timnas Indonesia bisa menang melawan Thailland lewat adu penalti.
Sepulang dari SEA Games, Hanafing harus menjalani operasi lutut. Dia masih sempat memperkuat Niac Mitra sampai klub kebanggaan Arek-Arek Suroboyo itu resmi bubar pada 24 September 1990. Ini menyusul kekecewaan Agustinus Wenas dengan aturan PSSI yang melebur kompetisi Perserikatan dengan Galatama.Â
Hanafing sangat sedih Niac Mitra bubar. Klub itu yang membesarkan namanya. Klub tersebut akhirnya di-take over Dahlan Iskan (waktu itu bos Jawa Pos). Dahlan mengantinya menjadi Mitra Surabaya. Naman faktanya, Mitra Surabaya tidak semelegenda Niac Mitra. (agus wahyudi) Â Â