Dari turnamen itu, Hanafing terpilih masuk tim sepak bola pelajar se-Indonesia. "Waktu itu usia saya 15 tahun. Saya terpilih masuk Diklat Ragunan," katanya.
Di Diklat Ragunan, tim pelajar Indonesia digembleng latihan berat. Pagi dan sore harus melahap porsi latihan cukup berat. Di sana, dari urusan latihan, tempat tinggal hingga bangku sekolah mereka mendapatkan fasilitas terbaik.
Kendati semua kebutuhan dan fasilitas terpenuhi, Hanafing mengaku tidak kerasan. Pasalnya, masa itu, Diklat Ragunan masih sepi. Sore usai latihan, semua atlet dari berbagai cabang olah raga, tak bisa ke mana-mana. Paling banyak beraktivitas di dalam kamar. Jika malam, kerap mendengar auman suara binatang. Maklum, di sebelahnya ada kebun binatang.
Beberapa bulan di Diklat Ragunan, Hanafing mendapat kabar gembira. Dia dipanggil ikut seleksi PSM Makassar junior. Hasilnya, Hanafing lolos. Kala itu, PSM Makassar junior dilatih Suwardi Arlan, Solong, dan Saleh Bahan
Hanafing mendapatkan pembinaan sepak bola terbaik. Para pelatih PSM melihat potensi Hanafing. Bisa menjadi pemain besar. Skill dan fisiknya sebagai pemain sepak bola sangat mumpuni. Larinya cepat.Â
Tahun 1979-1980, PSSI menggelar Kompetisi Galatama untuk kali pertama. Hanafing memimpikan bisa ikut kompetsi tersebut. Bisa berkiprah dan dikenal di level nasional.
Harapan itu baru terwujud pada tahun 1981. Ketika itu di Makassar ada klub yang ikut Kompetisi Galatama. Yakni, Makassar Utama dan Bima Kencana. "Para pemain PSM Makaasar junior bergabung di Bima Kencana," tutur Hanafing.
Hanafing merasakan atmosfer kompetisi yang menantang. Bertemu pemain-pemain hebat. Dari klub-klub terkenal macam Semen Padang, Tempo Utama, Caprina, dan Cahaya Kita.
Dia berusaha keras membuktikan diri menjadi yang terbaik. Sampai namanya masuk dalam radar Joao Barbatana, pelatih asal Brazil yang saat itu menukangi Tim Garuda I.
Barbatana didatangkan bukan oleh PSSI, tetapi saat itu dia tiba di Tanah Air untuk melatih klub Galatama, Tunas Inti. Namun, PSSI meminta Barbatana menangani pasukan muda Merah Putih. Masa itu, salah satu asisten pelatih lokal yaitu Edy Sofyan.
Hanafing masuk starting eleven Tim Garuda I. Saat bermain di Stadion Senayan (sekarang Stadion Utama Gelora Bung Karno). Hanafing terpantau oleh Agustinus Wenas, pemilik klub Niac Mitra.Â