Kelima, dari sudut pandang investor sejatinya bukan urusan teknis pembangunan semata, tapi regulasi. Jaminan keamanan investasi sangat diperlukan. Juga dengan kepastian pembebasan lahan. Masalah ini kerap menjadi pemicu keruwetan dalam proses pembangunan.
Pemkot Surabaya harus bisa membuktikan diri kalau pihaknya selalu ramah dengan kehadiran investasi. Surabaya tak pernah alergi dengan masuknya investasi. Lewat investasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesempatan kerja. Pemerintah daerah dituntut terus memperbaiki iklim investasi, salah satunya menyederhanakan peraturan dan pembenahan birokrasi.
Jaminan kepastian kepala daerah belumlah cukup. Karena proses selanjutnya, investor akan bersentuhan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Bahasa birokrasinya selalu berlindung di balik penegakan peraturan dan undang-undang. Sementara investor butuh percepatan dan sering mengeluhkan masalah birokrasi yang berbelit. Dua kepentingan tersebut harus bisa dijembatani kepala daerah. Surabaya tak mungkin menolak pembangunan, tapi bukan menolerir pembangunan yang menyalahi aturan. Â
***
Surabaya akan melaksanakan suksesi kepemimpinan tahun ini. Masa jabatan Wali Kota Tri Rismaharini akan habis pada 2021. Awalnya, pilkada dijadwalkan pada September 2020. Namun, karena wabah Covid-19, kemungkinan diundur hingga Desember 2020. Selain new normal juga ada new leader.
Setidaknya ada lima hal terkait suksesi Surabaya. Pertama, selama hampir sepuluh tahun, warga merasakan dampak langsung dari percepatan pembangunan di Surabaya. Risma menjadi the leader with high tech and high touch karena mampu memadukan sentuhan perempuan dan teknologi.
Kedua, Risma berani menerapkan kebijakan yang tidak populer dalam mereformasi birokrasi. Salah satunya, e-procurement atau sistem pengadaan barang atau jasa dengan menggunakan media elektronik. Program ini telah diadopsi banyak daerah di Indonesia.
Ketiga, selama kepemimpinan Risma, banyak event internasional digelar di Surabaya. Gelaran tersebut Surabaya membuat Surabaya menjadi kota modern. Setara dengan kota-kota besar di dunia yang ramah lingkungan dan kemanusiaan.  Â
Keempat, popularitas Risma kelewat tinggi untuk disaingi calon penggantinya. Beberapa survei menyatakan jika siapa pun yang didukung Risma akan mendapatkan "saham" 10 persen. Tingginya popularitas Risma juga membawa kesan jika pilkada Surabaya adem ayem. Tidak greget. Â
Kelima, Risma juga telah menjadi media darling. Yang dilakukan memiliki news value tinggi. Banyak kejadian yang dilakukan Risma yang terekam media menjadi viral. Menjadi pembicaraan publik secara luas.  Â
Pendeknya, hingga sekarang, warga masih belum menentukan sosok pilihan yang tepat sebagai pengganti Risma. Ada beberapa figur yang digadang-gadang sebagai pengganti wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Namun  hingga sekarang, mereka harus kerja keras untuk meyakinkan warga bisa melanjutkan pembangunan Surabaya lebih baik. Mayoritas masyarakat butuh banyak tahu (well informed) terkait track record dan prestasi. Karena hal itu akan memenuhi ekspektasi masyarakat dalam memilih nantinya. (agus wahyudi)Â