Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Idul Fitri: Menang Pertempuran, Bukan Peperangan

24 Mei 2020   21:06 Diperbarui: 24 Mei 2020   21:17 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita butuh kerja sama, bukan sama-sama kerja. Bahu membahu, bukan saling menipu. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Menghimpun kekuatan bersama agar segera terlepas dan terbebas dari wabah yang mengancam keselamatan jiwa.  

Seperti banyak pesan yang bertebaran di Hari Raya Idul Fitri: taqoballahu wa minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian). Pesan itu adalah wujud perjuangan bersama, bukan individual. Begitu pun dengan balasannya: taqobbal ya karim (terimalah ya Allah Yang Maha Mulia).

Lantas, bagaimana menggapai kebersamaan jika hidup dipaksa berjarak? Kebersamaan tidak harus berarti secara fisik. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai acara. Teknologi telah memberikan banyak kemudahan dan kecepatan. Di sanalah komunikasi kita rajut. Doa bisa saling kita panjatkan.

Seluruh komponen bangsa kini perlu mendorong gerakan pencerahan jiwa. Memurnikan akal sehat. Tidak terjebak hawa nafsu dan amarah. Merekatkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menguatkan persaudaraan dan saling gotong royong.   

Pada ujungnya, saya percaya diktum yang dilontarkan kaum sufi: "Bahwa persaudaraan bukanlah sesuatu yang dipaksakan. Persaudaraan adalah sesuatu yang harus Anda lahirkan. Anda tidak dapat memetik kecintaan bila menanam kebencian. Anda tidak akan memperoleh saudara bila bertindak sebagai musuh. Anda tidak akan memanen ketulusan dari orang lain bila memelihara kemunafikan." (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun