Ketika Wiwin beranjak dewasa dan berpenghasilan, keluarganya sempat "memaksa" dia pulang. Â Dian mengaku tak keberatan. Tapi apa yang terjadi? Wiwin tak kerasan. Dia minta ke rumah Dian. Kala itu, keluarga Wiwin menghalang-halangi. Bahkan, nama Wiwin sempat dicatatkan di Kartu Keluarga (KK) kerabat keluarga di Mojokerto. Â
Wiwin berontak. Menangis sejadi-jadinya. Hingga suatu ketika badannya demam. Mengigau dan berulang kali menyebut nama Dian. Ketika itu, keluargnya bingung. Mereka tak bisa mengelak, selain mengantarkan Wiwin "pulang" ke rumah Dian.
Panggung Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan adalah satu dari sekian banyak tempat berekspresi bagi Wiwin. Baginya, menyanyi adalah kebanggaan. Menyanyi adalah obat pelipur lara. Â Dan jangan pernah tanyakan betapa gembiranya dia manakala mendengar tepuk tangan usai bernyanyi. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H