Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money

Dennis Adhiswara Pecinta Produk UKM

16 September 2019   15:52 Diperbarui: 17 September 2019   19:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Dennis Adhiswara yang memakai baju buatan Vira Couplewear dan scraf Bu Mira, keduanya pelaku UKM Surabaya. Foto: Diah arfianti

Lahir di Malang, tumbuh besar hingga menjadi star di Jakarta. Begitulah Dennis Adhiswara. Aktor yang sukses membintangi film Ada Apa dengan Cinta. Film besutan Mira Lesmana dan Riri Reza. Yang booming  pada tahun 2002.

Saya kenal Dennis pada November 2015. Saat saya ikut rombongan Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, red) berkunjung di Kantor Kibar milik Yansen Kamto. Tempatnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Orang terakhir yang saya sebut ini acap mendapat julukan Bapak Startup Indonesia. Dennis juga hadir di sana.

Dennis saat itu punya Layaria, startup video online. Punya ratusan creator partner dan ratusan associate yang tersebar di seluruh Indonesia. Belakangan, Layaria telah dibeli investor dari Malaysia. Dennis kemudian membuat startup baru. Namanya Rombak Media.

Sementara, Kibar telah berganti nama menjadi Digitaraya yang concern membantu startup di Indonesia . Yang mutakhir Digitaraya bekerja sama dengan Google dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

Pertemuan di kantor Kibar tersebut berlangsung mulai pukul 11.30 WIB . Ini setelah Bu Risma menyelesaikan 'road show'. Selama dua hari di Jakarta, Bu Risma memenuhi agenda talk show di beberapa stasiun televisi nasional. Juga bertemu dengan beberapa koleganya.

Jadwal kegiatan wali kota perempuan pertama di Surabaya di Jakarta memang sangat padat. Berangkat pukul 05.30 pagi. Kelar acara dinihari. Istirahat di hotel sekitar 3 jam. Bu Risma sengaja berangkat pagi-pagi karena takut terjebak kemacetan.

Di kantor Kibar, kami berdiskusi serius tapi santai. Semua yang hadiri duduk di lantai beralas karpet. Tak terkecuali Bu Risma, Yansen, dan Dennis. Yang lain juga ada yang selonjoran juga. Ada juga yang memanfaatkan bantal untuk bersandar. Lantaran pesertanya banyak, Yansen sampai memerintahkan menambah karpet.

Dennis dan Yansen paling aktif memberi masukan. Sesekali mereka juga melempar joke-joke segar yang membuat Bu Risma tersenyum riang. Suasana sangat cair. Topik yang dibicarakan banyak hal. Dari upaya mem-branding kota, pemberdayaan usaha kecil mikro (UKM), sampai membangun ekosistem digital di Kota Pahlawan.

Bu Risma sangat menikmati pertemuan itu. Bersama anak-anak muda kreatif. Pertemuan baru kelar hampir jam 3 pagi. Meski lelah, kami sangat gembira. Karena berada di frekuensi yang sama. Ingin mewujudkan mimpi-mimpi besar. Melahirkan startup-startup andal. Yang memberi kontribusi besar kepada masyarakat.

Dennis Adhiswara bersama para mentor Pahlawan Ekonomi & Pejuang Muda Surabaya.foto:diah arfianti
Dennis Adhiswara bersama para mentor Pahlawan Ekonomi & Pejuang Muda Surabaya.foto:diah arfianti

***

Beberapa bulan kemudian, pascadilantik wali kota Surabaya periode 2015-2020, Bu Risma tancap gas. Program-program pembangunan seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan digenjot. Tak terkecuali pemberdayaan ekonomi warga.

Beberapa kali, Dennis Adhiswara diundang ke Surabaya. Dia diminta membekali ketrampilan anak-anak muda. Khususnya meningkatkan kemampuan memanfaatkan media sosial dan membuat konten-konten kreatif . Dennis sempat berbicara di hadapan ribuan pelajar di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya.

Pola hampir sama juga dilakukan Dennis ketika membantu pelaku UKM Surabaya. Tujuannya  agar melek visual. Dennis terlibat aktif melakukan pendampingan, konsultasi bersama timnya. Mereka mengajari pelaku UKM cara memberi nilai lebih pada produk-produknya.

Bukan hanya di dalam kelas, Dennis juga melakukan pengamatan di lapangan. Dia berkunjung ke rumah pelaku UKM. Melihat dari dekat hasil yang telah dicapai. Bahkan, dia membeli beberapa produk UKM yang dia suka untuk dibawa ke Jakarta. Di sana, Dennis menceritakan kepada teman-temannya tentang perkembangan UKM di Surabaya.

Dennis sengaja melakukan hal itu. Dia ingin teman-temannya tahu jika geliat ekonomi UKM bisa tumbuh dan berkembang di Surabaya. Tak salah bia kemudian banyak artis, penyanyi , dan selebriti tertarik dan kemudian berkunjung ke Surabaya. Vidi Aldiano, penyanyi bersuara emas, salah satunya. Dia mengaku senang bisa datang melihat perkembangan UKM di Surabaya. Dalam pesta Arwarding Pahlawan Ekonomi & Pejuang Muda 2017 di Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan, Vidi Aldiano menjadi bintang tamunya.   

Pun dengan bintang-bintang stand up comedy seperti Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, Arie Kriting, Awee, Joshua Suherman, juga mengapresiasi kemajuan yang dicapai Surabaya. Mereka sempat bertemu dan berbincang lama dengan Bu Risma.

Ketika teror bom gereja terjadi di Surabaya, Mei 2018, Dennis bersama Bayu Skak (sutradara dan Youtuber) datang ke Surabaya. Selain bertermu Bu Risma untuk mengucapkan keprihatinan dan belasungkawa, mereka sempat mendatangi tempat pelatihan Pahlawan Ekonomi di Kaza City Mall. Di sana, Dennis dan Bayu mengobarkan semangat kepada pelaku UKM untuk tidak takut  dan terus berkarya.       

***

Empat tahun berlalu. Awal September 2019, Dennis Adhiswara kembali ke Surabaya. Kali ini, dia bersama tim Rombak Media. Dipercaya membekali ketrampilan pelaku UKM membuat videografi. Juga tips dan trik memanfaatkan media sosial untuk jualan.

Dennis mengaku sungguh kaget dengan perkembangan UKM Surabaya. "Saya salut banget. Setelah tahun empat tahun ini. Jujur, nasib Anda jauh lebih baik dari teman-temannya saya, aktor di Jakarta," ucap Dennis, lalu tersenyum.

Apresiasi Dennis itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, Dennis mengatahui sendiri juga pendapatan beberapa pelaku UKM Surabaya yang cukup fantastis. Tak sedikit yang bisa meraup omzet di tas Rp 50 juta sebulan. Produknya bukan hanya dijual di Surabaya, tapi juga kota-kota lain di Indonesia.

Dennis menyakini dua tantangan terbesar pelaku UKM. Yakni, memaksimalkan promosi dan pengembangan produk. Seiring waktu, konsumen juga makin cerewet dan gampang bosen. Karena itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi yang tak kenal henti.

Bagi UKM, terang Dennis, kadangkala lebih fokus pada pengembangan produk. Sementara promosi masih belum optimal. "Ini sangat wajar. Saya sebagaia aktor gak ngerti masang lampu, masalah keuangan, atau hanya tahu sedikit soal marketing. Karena itu, saya sangat anjurkan untuk kolaborasi. Berbagi tugas," tutur dia.

Selepasa mengajar, Dennis biasanya melihat produk-produk UKM. Jika ada yang menggoda hatinya ia beli. Dennis juga selalu bermurah hati diajak berselfi maupun berfoto bareng pelaku UKM sekalian meng-endorse produknya.

Jelang senja, saat ngopi berdua, saya berdiskusi banyak dengan Dennis. Dari buku, film, dan perkembangan startup. Tak lupa, saya juga bertanya bagaimana kiat bikin startup yang eksis dan bisa menggaet investor seperti Layaria?

"Ah, semua orang pasti bisa, Mas. Tinggal dia mau meluangkan waktu atau tidak," ucap Dennis, merendah. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun