Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anggota DPR Belajar Hukum Adat ke Inggris?

2 September 2015   08:54 Diperbarui: 2 September 2015   09:12 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam suatu kesempatan (imaginer) Mang Usil bertemu dengan Netizen yang terlihat galau di pangkalan Ojek. Berikut rekam pembicaraan keduanya.

Mang Usil: Zen, kenapa sih galau gitu ?

Netizen: Itu Mang, Masak dalam suasana jelang krisis nilai tukar lagi tinggi2nya, eh… 9 Aggota DPR malah jalan2 ke Inggris dengan biaya Rp. 3,3 milyar. Itu kan sama dengan rata2 seorang menghabiskan biaya Rp. 366,6 juta katanya untuk belajar HUKUM ADAT disana ????

Mang Usil: Yah gitu aja galau, kan hal2 semacam itu bukan hal yang baru buat DPR ??

Netizen: Gimana sih Mang ? ini kan jelas2 pemborosan yang sangat tidak masuk akal. Belajar Hukum Adat kok ya di Inggris, trus biayanya per orang sedemikian besar pula. Dengan anggaran sekitar 1/10 nya (USD 3000) saja seseorang kan sudah bisa keliling Eropa selama 2 minggu penuh. Masak ini seorang bisa habis segitu banyak ????? Lagi pula belajar Hukum Adat di Inggris itu kan gak bisa pakai bahasa Jawa, apa benar mereka mengerti bahasa Inggris hukum yg tidak mudah itu ???

Mang Usil: (melihat Netizen yg masih galau), Trus ??

Netizen:  Mengapa jika mereka benar2 wakil rakyat kok mereka kerjanya berusaha menghabiskan uang rakyat dengan berbagai pemborosan gitu ? Lagian kalau sungguh2 ingin “belajar” (bahasa Indonesianya “Study”). Datangin aja 1 atau dua professor ahli dari Inggris atau Negara lain buat perbandingan, biayai tiket, hotel dan kasih honorarium yg wajar, paling mentok juga habis USD 20.000. Hanya sekitar 1/10 biaya yang mereka (9 orang anggota Komisi III DPR) habiskan untuk jalan2 ke Inggris gitu. Dan jika profesornya yg didatangkan kesini, kan seluruh 54 Anggota Komisi II DPR kan bisa ikut belajar Hukum Adat Inggris itu ???

Mang Usil: Hm.. Udah..??

Netizen: Beloom Mang..!! kunjungan ini dianggap salah sasaran oleh ahli hukum pidana Prof Andi Hamzah. Negara yang harusnya jadi referensi penyusunan RUU KUHP, jika memang memerlukan perbandingan di luar negeri adalah Rusia. Inggris tidak punya KUHP. KUHP terbaru di dunia itu Rusia; Progresif, lengkap. Pembunuhannya ada 15 macam. Itu kata Prof Andi Hamzah. Jadi, udah borosss, salah sasaran pulaa..

Mang Usil: Ngomong2 temenmu si Jontor yg biasa nyinyir bahkan hobby banget memelintir berita atau menyebarkan berita gak jelas kok gak bersuara..??

Netizen: Enak aja.. Bukan teman saya Mang !! Dia mana kan bersuara jika ini yg pergi hampir semua kan perwakilan partai2 yg itu2 lagi, yg selalu dia bela dari jaman sebelum Pemilu. Mau ribuan Ribuan rumah warga tenggelam di Sidoarjo tenggelam dan ribuan rakyat kehilangan tanah dan terkatung-katung nasibnya bertahun-tahun karena menyangkut grup itu dia juga akan diam, pura2 gak tau.

Mang kok gak komen dan seakan-akan malah ngertiin terjadinya hal2 seperti ini ??? Komen donk.. ??

Mang Usil: Saya mesti komen apa lagi ?? Namanya kan juga DPR ya udah seharusnyalah begitu…

Netizen:  Wah si Mang gak bener nih, bukannya belain rakyat yg duitnya dihabis2in untuk pemborosan oleh DPR. Sekarang malah bilang DPR udah seharusnya begitu..

Mang Usil: Lho.. DPR itu bukannya emang Dewan Perampok Rakyat ya???

Netizen: Bukaaaaaaaaaan… Maaaaaaaaaaang…. !!!!

Mang Usil: Waah..  Kirain.. Maap kalo saya salah yaa. Ntar kita lanjutin lagi yaa.. Mau kerja, nganter penumpang dulu nih… (Pake helm dan kaboor.. Wueeeeng….).

 

Sumber: antara lain dapat dilihat disini dan disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun