Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meski Bermoral Buruk, Tapi Mulia

14 Juni 2014   22:29 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:43 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat menarik selali memperhatikan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Fahri Hamzah, salah satu politisi Partai PKS yang sangat vokal menguarakan banyak hal. Salah satunya adalah ketika dia kesal dan melakukan walkout pada rapatnya dengan KPK di DPR tanggal 5 Juni 2014 lalu, berkaitan dengan kasus Bank Century. Dalam kesempatan itu antara lain Fahri mengemukakan:

".. anggota DPR meski bermoral buruk, tapi dia diangkat oleh rakyat, jadi anggota DPR itu mulia."
Jika ingin lihat dan baca berita lengkapnya dapat klik dan baca disini.

Kali ini cukup menarik, bahwa Fahri yang biasanya selalu ngotot (mau benar atau salah) justru seakan mengakui bahwa dia (anggota DPR) bermoral buruk. Trus gimana caranya kalau bermoral buruk bisa mulia ? Menurut argumennya, karena anggota DPR itu diangkat oleh Rakyat.  Trus apa hubungannya diangkat rakyat dengan jadi mulia ? Mungkin jika diangkat oleh Tuhan menjadi Nabi (utusan Tuhan) baru bisa dikatakan mulia.  Lha kalau cuma diangkat oleh Rakyat jadi mulia (walau bermoral buruk) bagaimana dasar pemikirannya dan dari mana logikanya ??? Apakah menjadi pejabat negara, Hakim misalnya bukan pekerjaan mulia karena mereka tidak diangkat rakyat, tapi diangkat negara ? Oh ya... negara kan ada karena rakyat juga, jadi mulia juga ya ? Makanya di Pengadilan orang biasa memanggil Hakim dengan sebutan "Yang Mulia".

Trus jika ternyata hakimnya korupsi, berkata-kata secara tidak pantas, membuat putusan-putusan yang tidak adil, atau melakukan pelanggaran etika dan hukum, dia juga masih juga "mulia" ? Apakah para wakil-wakil rakyat yang ternyata setelah terpilih dan duduk di DPR yang tidak mewakili kepentingan rakyat apalagi yang sebut Fahri "bermoral buruk", juga masih pantas disebut mulia..?

Rasanya bagi yang mengetahui rekam jejak Fahri yang dulu merupakan salah satu tokoh pergerakan mahasiswa akan tau bahwa Fahri mempunyai Intelegensia yang cukup tinggi (walau mungkin gak sampai seperti salah satu Capres yang disebut-sebutnya Jenius dengan IQ 152), yang mampu membuat runtut argumen sehingga suatu logika itu terbentuk. Ayoo donk, sebagai "Anggota Dewan Yang Mulia",  jangan bodohi rakyat dengan pernyataan-pernyataan yang tidak masuk di logika. Rakyat negeri ini sudah pada cerdas dan tidak seboboh yang anda kira.

Mari kita betulkan logikanya: Jika bermoral buruk,  ya sangat jelas itu TIDAK MULIA.

Memang merusakan mental/moral di negeri ini sudah parah sehingga memerlukan "Revolusi Mental". Itulah sebabnya, saya dan (menurut perkiraan saya) sebagian besar rakyat, akan memilih Jokowi karena negara ini perlu perubahan terutama disisi manusianya. Kita juga perlu memperkuat KPK, dan bukan membubarkan KPK seperti yang sering anda dengung-dengungkan. Itu juga jelas2 logika sesat yang ingin anda paksakan. Kalaupun KPK tidak beres, mari bereskan, perkuat dan bukan malah di bubarkan. Itu sama saja anda mengatakan, karena jelas dan faktanya banyak sekali anggota Dewan yang terlibat korupsi, maka mari kita BUBARKAN DPR. Yang bener aja. Cara berpikir seperti apa yang anda terapkan ?

Entah kenapa, apakah hanya  menjelang Pilpres ini anda jadi demikian kacau logika dan tutur katanya, atau jangan-jangan memang sudah begitu dari dulunya. Sindiran anda misalnya kepada Jokowi untuk mengetahui isi otaknya, misalnya, lagi-lagi mengabaikan etika dan logika berfikir umum. Apakah kira-kira orang yang bicara “Kalian kalau tidak mau dipimpin maling, pilih nomor satu,” itu, menurut anda lebih berisi otaknya ?

Ayoo donk, kita cerdaskan rakyat negeri ini, jangan bodohi rakyat dengan logika-logika sesatmu untuk pencapaian kepentingan politik sesaatmu semata. Belajar jadi negarawan (senator di Amerika misalnya disebut, Statesman) agar benar-benar "Mulia".

Semoga Rakyat Indonesia, bisa terbuka mata hatinya dan berpikir jernih agar tidak ikut-ikutan terkacaukan logikanya seperti anda, Fahri Hamzah (juga Fadli Zon, dkk).

Selamat memilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun