Biasanya acara berbalas pantun itu dilakukan berdua atau oleh 2 orang yang berbeda yang saling berbalas-balasan. Hal yang paling menarik dalam proses Pilpres kali ini ini adalah justru Pilpres ini dimulai dengan Pantun yang dikemukakan oleh Prabowo dalam sebuah kampanye. Namun, sepertinya Jokowi enggan membalas pantun itu dan cuma mengatakan "Aku rapopo.." Lalu, berkembang lebih lanjut pernyataan demi pernyataan dikemukakan oleh Kubu Prabowo namun seperti sebuah pantun, acara berbalas pantun ini dilakukan sendiri yaitu oleh Kubu Prahara sendiri dan dibalas sendiri juga oleh Kubu Prahara. So, ini pantun bukan sih ? Terserahlah masuk kategori apa, sepertinya juga agak membingungkan. Yuuk mari kita lihat saja, dibawah ini. Silahkan klik link masing-masingnya jika ingin membaca dan melihat langsung sumbernya agar lebih jelas :
- Kubu Prabowo  mengatakan Jokowi melanggar sumpah. Ternyata tak ada sumpah yang dilanggar. Berikut ini bagi yang belum pernah lihat atau dengar silahkan  dilihat dan didengar sendiri video lengkap Sumpah Jabatan Gubernur DKI Jakarta (silahkan Klik Disini). Justru, kalau ditelisik ke belakang Prabowo dulu yang pernah dinilai melanggar sumpah prajurit dan kerena diberhentikan dari dinas kemiliteran.
- Prabowo mengatakan akan mendukung dan memperkuat KPK, namun para pendukungnya disekitarnya seperti PKS yg dimotori Fahri Hamzah, dan Lius Lustrilanang, serta Desmon J Mahesa dari Gerindra adalah orang-orang yang justru gencar mengkampayekan pembubaran KPK.
- Kubu Prabowo melecehkan Jokowi saat membuka rekening partisipasi rakyat yang mendukungnya. Bahkan PKS mengancam akan keluar dari koalisi jika Prabowo melakukan hal yang sama. Eh.. gak lama, ternyata Prabowo juga ikutan buka rekening.
- Kubu Prahara semakin kencang menuduh Jokowi antek asing dan Capres Boneka. Sementara yang menemui secara langsung Perdana Menteri Singapura adalah Prabowo sendiri atau yang terang-terangan menegaskan pro asing dan Amerika dan menjanjikan akan memberikan privilege kepada pihak asing adalah Prabowo sendiri melalui adiknya, Hasyim.
- Masih belum puas, Kubu Prabowo, antara lain Fadli Zon juga menuduh melalui akun twitternya tanggal 26 Juni 2014, pukul 2.46 siang menyebarkan fitnah baru bahwa Revolusi Mental yang di gagas Jokowi punya akar kuat tradisi paham komunis. Eh.. malah yang beredar fotonya sedang ziarah dan meletakkan karangan bunga dimakam Mark Marx, tokoh komunis dunia adalah Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, sendiri. Bahkan, lebih lanjut 18 Juni lalu, sebuah video bertajuk Lagu Prabowo versi Ojo Kuwi dirilis di Youtube oleh akun NYUKIE TV. Dalam keterangan video, disebutkan bahwa Ahmad Dhani adalah pemilik suara dalam lagu tersebut. Nah, yang mengejutkan, nada Lagu Prabowo versi Ojo Kuwi dianggap sangat mirip dengan Genjer-Genjer, lagu yang begitu identik dengan era PKI (Partai Komunis Indonesia). Siapa yang sesungguhnya lebih dekat ke komunis ? Silahkan dilihat dan didengar langsung dari sumbernya disini.
- Prabowo mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, sekarang Prabowo mengatakan Indonesia sebagai negara Totaliter, Fasis dan Komunis.
- Prabowo mengatakan kita harus tunggu Real Count KPU karena penentuan real count KPU lah yang sah dan berlaku, bukan quick count, lalu sesaat sebelum KPU selesai menghitung (walau sudah menyelesaikan rekapitulasi 30 dari 33 Propinsi di Indonesia yang diikuti dan disaksikan pula oleh saksi-saksi dari Kubu Prahara), Prabowo mengatakan menarik diri karena KPU curang; bahkan ada kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis.
- Prabowo mengatakan dan mengatakan berkomitmen  menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, namun jika kalah (walau pakai embel-embel tidak jujur) akan menduduki KPU, para pendukungnya mengatakan jika kalah dalam proses demokrasi ini mengajak rakyat membentuk milisi, mengatakan mau membakar Istana Negara,  juga mau menduduki istana negara, jika kalah menghasut  rakyat melakukan gerakan Poeple Power, beberapa kali menghasut rakyat untuk menangkap dan menculik Ketua KPU, yang jelas- jelas merupakan tindakan bertentangan, melawan dan berada diluar koridor hukum.
- Prabowo mengatakan dibanyak TPS Pasangan No.1 dapat NOL dan Pasangan No.2 dapat 100% suara. Masak suara saksi mereka pun tidak dihitung ? Persis Pak. Hal yang sama persis terjadi misalnya di 17 TPS di Madura, dimana 100% Bapak yang menang dan masak tidak ada saksi Pasangan No. 2 ?
- Prabowo menyatakan sidang MK itu penting dan menentukan nasib bangsa, sementara pendukungnya katakan dan minta Proses persedangan MK dihentikan karena sudah tidak berguna lagi.
Masih ada beberapa lagi pernyataan-pernyataan yang meluncur dari Kubu Prahara bak pantun politik yang kemudian dibalas sendiri oleh Koalisi Prahara. Barangkali Koalisi ini perlu mendapat dukungan dari para sastrawan agar ada yang memberi masukan bahwa acara berbalas pantun itu mestinya dua arah dan dilakukan oleh dua pihak. Kalau semua balik kediri sendiri gitu, namanya itu bukan berbalas pantun, tapi pantun untuk diri sendiri donk..? Yaudah deh, selamat berpantun lagi. Walau tetap memonitor perkembangan di MK, kita sudah banyak kerjaan dan sibukk... Salam INDONESIA RAYA. *Foto ilustrasi aslinya diunduh dari sini dan sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H