Dan hanya percaya pada KEADILAN; “Dark Justice”.
Kisah “Dark Justice” yang terjadi:
Berita dari (Bulan Agustus yang lalu) Inggris, dua anak muda berumur 20th, yang sudah sangat muak dengan perilaku individu yang memiliki kelainan Sexual a.k.a Pedophilia, serta tumpulnya pihak kepolisian dalam pengungkapan kasus. Kemudian kedua anak muda tersebut memanfaatkan dunia teknologi untuk menjerat para pedophile, dengan membuat website porno rekayasa, menampilkan gambar anak dibawah umur yang terlihat Pemalu dan Naif. Tidak berselang lama website tersebut berhasil mengundang beberapa pedophile masuk perangkap. Singkatnya mereka menghubungi pihak kepolisian serta memberi bukti video, dan memenjarakan mereka. AWESOME!!!
Lengkap kisahnya:
http://www.mirror.co.uk/news/uk-news/vigilante-group-dark-justice-lure-6221357
Perihal “Dark Justice” yang dilakukan kedua anak tersebut memang mengundang kontroversi dan debat tidak berkesudahan, namun masyarakat luas dan pemerintah meresa diuntungkan. Lalu siapa yang menentang dengan keras dan menganggap mereka melakukan pekerjaan melawan hukum dan etika? Para Kriminal Berbaju Pengacara dan penasehat hukum para phedophile, serta para pundit pedophile. Mengapa? Karena “Dark Justice” juga menjaring pedophile yang berprofesi sebagai Pejabat pemerintah, Akademisi, Guru, Politisi, Profesional dan Polisi. Sampai saat ini pemerintah Inggris tetap mendukung, kedua anak muda itu menjadi tokoh “Dark Justice”, pemburu yang memburu kelompok pedophile.
Tentu konsep dan strategi “Dark Justice” dalam penanganan para mafia dan Greedy Crook Capitalist “dung of the devil a.k.a kotoran iblis” yang merusak sistem kenegaraan dan bangsa, jelas berbeda, lebih sophisticated. Penanganannya membutuhkan personel khusus dan keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan profesi. Serta peralatan pendukung taktis-strategis yang mumpuni. J.S.O.C (Join Special Operation Command) akan menghimpun, menjaring, dan merekrut secara ketat personel Taktis dari Pasukan Para Komando. Satuan ini akan mengintai, mengamati, menetralisir dan men-deter target, baik tatkala mereka berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Penembakan ESDM; “Connecting The Dot’s” untuk mengungkap yang lebih besar.
Jangan percaya 100%, tapi juga tidak perlu menyalahkan pernyataan resmi Polisi. Apabila mereka hanya mengumumkan siapa pelaku penembakan, menggunakan senjata dan kendaraan apa. Sebenarnya mereka mengetahui siapa dalang dan tokoh yang mendalangi. Namun, karene Sistem Hukum yang tidak mendukung, maka mereka sulit atau bahkan akhirnya melepaskan tersangka dalang begitu saja. Disatu sisi, dilema bagi Pihak Kepolisian, masyarakat menuntut kerja Polisi untuk mengungkap, sang dalang. Disisi lain ia lemah dan kesulitan untuk membuktikan, karena sistem.