Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penembakan di ESDM, Peringatan? Ini Jalan Keluarnya: “Dark Justice” dan J.S.O.C

13 September 2015   15:04 Diperbarui: 13 September 2015   16:22 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang sulit untuk dibuktikan, namun memang peristiwa penembakan ini sungguh janggal, tapi yang jelas ini bisa diperkirakan sebagai sebuah peringatan dari para kriminal kelas kakap. Beberapa contoh peristiwa yang membuat penasaran dan mendasari pertanyaan di atas: 

Tanggal 20 Agustus 2015, “Swasta Caplok TPPI, JK: Jangan Macam-Macam”; tempo.com. Tanggal 28 Agustus 2015, Bareskrim Mabes Polri, menggeledah Pelindo II (isunya terkait dengan Wapres). Tanggal 2 September 2015, beredar kabar KaBareskrim akan dicopot. Pada Tanggal 3 September 2015, Telegram Kapolri nomor ST/1847/IX/2015. Pada TR itu, Kapolri merotasi sebanyak 71 jabatan di lingkungan Mabes Polri. Salah satunya adalah jabatan Kabareskrim dari Komjen Buwas diserahkan kepada Komjen Anang. Tanggal 7 September 2015, serah terima jabatan. nasional.kompas.com. Tanggal 10 September 2015, terjadi peristiwa penembakan di kantor ESDM; nasional.kompas.com.

Apapun bisa terjadi, kita masih harus menunggu pernyataan resmi. Kemungkinan besar penyebabnya adalah akumulasi kemarahan “Don Corleone”, atas berbagai penangkapan bandar narkoba dan pemotongan jaringan mafia migas oleh pemerintah. Saat MenKo RR melancarkan pukulan Jab kiri-kanan-atas-bawah beberapa hari lalu, lebih menekan dan memojokan mereka. Apa yang diperbuat seorang kriminal saat mereka “terpojok” dan ingin menunjukan eksistensi? Kekerasan dan menunjukan kekuatan otot!!! Salah satu contoh, penembakan di gedung ESDM. Penembakan itu sendiri sengaja tidak berdampak signifikan, menimbulkan korban atau kerugian besar. Sebab peristiwa itu hanya merupakan signal peringatan, mungkin mereka sedang menyiapkan dan menyusun Plan A dan Plan B.

Para Politisi Pariah, Presstitute Media dan Eunuch Journalist dibawah kendali para mafiapun tidak mau tertinggal di belakang, “Negara ini akan menjadi Negara Gagal! Kasihan sekali...Sangat kasihan sedemikian miskinkah pengetahuannya, apakah ia mengetahui bagaimana proses sebenarnya sebuah negara dikatakan sebagai sebuah Negara Gagal? Hanya karena rupiah melemah atau lemahnya pertumbuhan ekonomi? Dungu sekali. Politikus yang tidak memiliki kasta atau kelas.

http://nasional.kompas.com/read/2015/09/11/16225741/Demokrat.Anggap.Situasi.Sekarang.Ibarat.Bom.Waktu.yang.Bisa.Buat.Negara.Gagal

Mereka mengambil kesempatan yang terjadi saat ini dan memanipulasinya sedemikian rupa untuk menampilkan diri dan memperlihatkan loyalitas mereka pada “Don Corleone”.  

“Dark Justice” (terinspirasi dari serial TV)

"JUSTICE MAYBE BLIND, BUT IT CAN SEE IN THE DARK" - Judge

Yang dimaksud dengan “Dark Justice” bukanlah pengadilan semena-mena, pengadilan gelap tidak diketahui masyarakat, atau pun “Kangaroo Court”/pengadilan kanguru. Sebuah Badan Peradilan adhoc, adalah pengadilan yang mengadili tindakan subversive yang dilakukan oleh warga sipil (“Don Corleone” Mafia, Dark Cabals, tai-pan), berdampak pada kerusakan dan stabilitas Administrasi Pemerintahan, Kenegaraan, Kehidupan Socsio-kultural Rakyat, serta Pertahanan dan Keamanan NKRI; (Dark Characteristic). Pengadilan yang menggabungkan unsur militer dan sipil (Semi Militer). Mengapa militer mencampuri pengadilan sipil? Dan, bagaimana kalau peradilan ini tidak memberi dampak apapun terhadap mereka? Jawabannya ada pada J.S.O.C.

Ini jalan keluarnya: JSOC (Joint Special Operations Command) 

“When there is no enemy within, the enemies outside cannot hurt you” - Winston S. Churchill; PM of United Kingdom 1940-1945

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun