Presiden Jokowi harus tetap hati-hati terhadap orang-oran yang dianggap dan menganggap dirinya Inner-circle. Faktor kepentingan kelompok, dominasi korporasi, dan hegemoni adalah agenda besar orang-orang tesebut. Mereka menginginkan Negeri ini berada di telapak tangannya, sehingga mudah untuk dikontrol dan dikendalikan. Masih ingatkah kita pada pernyataan seorang tokoh PDIP yang disegani, KWik Kian Gie. Namun tidak disukai oleh “Black Corporation”, baik yang berada diluar dan di dalam, mendukung atau pesaing patai tersebut? Tidak baik bagi perjalanan dan pembangunan negeri ini, jika “9 Tai-pan” dan grup korporasinya mendominasi dan mengendalikan pemerintahan, demokrasi akan bermetamorphosis menjadi Fascism. Bagaimana mereka melakukan penyusupan dan menguasai informasi dari dalam Istana? “Democracy can Buy”, ya...titik lemah demokrasi adalah pada orang-orang yang mudah dibeli dengan uang, dan bagi “9 Taipan” uang bukan sebuah masalah besar, Rp 100M-200M is a peanuts. oleh karena itu mereka menanam orang; Sleeper Agent (Rat).
“There never was any party, faction, sect, or Cabal whatsoever, in which the most Ignorant were not the most violent; For a bee is not a busier animal than a Blockhead.”
- Alexander Pope, 1688-1744; 18th-century English poet, best known for his satirical verse.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H