Hilary Clinton (Democrat); Sumber:telegraph.co.uk
Kalau D. Trump menjadi terdepan menurut poling, perusahaan survey tersebut milik siapa? Saat ini poling tersebut diragukan dan kemungkinan dimanipulasi (seperti Pilpres 2014), New York Times yang mengangkat isu ini. Bahkan (kembali seperti pilpres di negeri ini), keramaian orang yang ada di tempat press-con D. Trump saat itu dicurigai diberi imbalan $50 setiap orang (dalam investigasi).
1-800-HIRE-A-CROWD; “Donald Trump's presidential campaign announcement last month was widely mocked, not only for the rambling diatribe he used to launch the campaign but for the actors he paid $50 apiece to cheer for it.” - theatlantic.com
“Donald Trump Campaign Offered Actors $50 to Cheer for Him at Presidential Announcement” - hollywoodreporter.com
“Donald Trump accused of hiring ACTORS for $50 each to pose as supporters at Trump Towers presidential campaign launch” - dailymail.co.uk
“We don’t reveal our clients unless they ask us to: But we’ve definitely been in contact with some of the big players’ on the political scene. So, the most interesting ‘REQUEST’ was for a political protest against a candidate’s opponent.” - Founder and CEO Adam Swart. thesixthirty.com
Politisi Pariah tersebut, pernahkah menelititi/rirest (mungkin tidak sedikitpun tersirat di kepalanya) untuk melihat seluruh video kampanye D. Trump? Pasti tidak. Jika ia meneliti seluruh video kampanye D. Trump ia akan mengerti. Karena disetiap kampanye D. Trump tidak pernah terlihat Tokoh-Tokoh penting dari partai Republik (itu jika ia mengenali dan tahu seperti apa tokoh Partai Republic yang disegani), yang ada hanya aktor dan massa bayaran, juga model/entertainer yang ingin sukses dalam acara TV-nya.
Dengan mengeluarkan pernyataan dalam siaran persnya (kompas.com; “Soal Kehadiran dalam Kampanye Donald Trump, Ini Penjelasan Pimpinan DPR”), yang menekankan pada sebuah pembelaan terhadap perilaku tidak etis dan melukai harkat rakyat, adalah tindakan ceroboh dan menjunjukkan sangat dangkalnya Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Politik Utamanya, serta Perilaku dan Moralitas. Ditambah dengan tuduhan, terhadap siapa yang “mengolah isu”, juga tidak dijelaskan. Maka dampaknya “tuduhan mengolah isu” jatuh pada seluruh Media Massa Nasional yang mengangkat isu hadir/kehadiran/menghadiri/diharapkan hadir/diminta hadir pada acara penanda tangan pakta integritas D. Trump.
Siaran Pers Politisi Pariah tersebut merupakan Tamparan Keras yang sangat memalukan, bagi KMP, partainya dan pribadi nya sendiri, serta para kolega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H