Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Wag The Dog” Scenario dan Peran Media

23 Juli 2014   19:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:27 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk pastinya tentu kita tidak tahu apa yang ada dibenak capres tersebut, karena keputusan yang di ambil terasa mendadak terkesan emosional. Agenda apa yang akan dan sedang dimainkan,,,?  Kita mungkin hanya bisa berspekulasi dan berandai-andai.

Tapi yang pasti adalah, mulai dari tanggal keputusan KPU dikeluarkan sampai beberapa hari kedepan, peliputan media massa terhadap pemenang pilpres akan berkurang porsinya. Media Massa akan terfokus pada, ada apa dengan capres No.1 ? Agenda apa atau skenario apa yang akan atau sedang dimainkan ? That’s what we called “Wag The Dog” scenario.

Peristiwa kekalahan yang menyakitkan dan sangat penting untuk dipelajari, ditelusuri, dan menjadi bahan penelitian ilmu pengetahuan politik, dan berguna bagi pendidikan sejarah demokrasi, tertutupi atau ditutupi oleh sebuah peristiwa yang terlihat seperti sebuah peristiwa besar sedang dan akan terjadi; Padahal peristiwa penarikan diri itu sendiri menurut sebagian “Pundit” adalah hanya sebuah peristiwa biasa-biasa saja, karena tidak akan berakibat apa-apa terhadap putusan KPU, dengan kata lain putusan KPU Sah.

Tapi tentu karena pihak yang dikalahkan di kedua tangannya menggenggam dua orang media mogul dari dua kelompok media terbesar, maka kita semua mafhum jika para junalis Eunuch dan kendaraan medianya akan memfokuskan energi untuk meliput dan menayangkan kolega sang “Master”. Dengan menempatkan posisi capres yang tidak beruntung tersebut sebagai seorang negarawan dan apa saja yang ia lakukan merupakan tindakan patriotik. Melupakan tindakan dan perilaku capres tersebut sebelumnya, dan menekankan pada masanyakat bahwa tidakan dan perilaku sebelumnya yang dilakukan, merupakan sebuah tindakan dalam rangka menyelamatkan nasib bangsa dari sebuah ketidak adilan dan sebagainya (Propaganda).

Mudah-mudahaan dan kita semua berharap hal-hal seperti tersebut di atas tidak akan terjadi, dan kita harus yakin bahwa masih banyak jurnalis yamg memiliki Integrias dan Imparsial. Salam sejahtera untuk kita semua.

Catatan: Kisah tentang peristiwa yang dialami oleh Presiden Amerika di atas, merupakan ringkasan cerita sebuah film layar lebar produksi Hollywood pada tahun 1997, berjudul “Wag The Dog” arahan sutradara Barry Levinson. Dengan pemeran utama Robert de Niro dan Dustin Hoffman. Film ini sendiri saat dirilis waktunya berdekatan dengan skandal antara Bill Clinton dan Monica Lewinsky.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun