Mohon tunggu...
Agustinus Triana
Agustinus Triana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Lampung

Menulis agar ada jejak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tok! (lagi) Mbah Moen Dukung Jokowi

19 Februari 2019   23:25 Diperbarui: 19 Februari 2019   23:49 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Rakyatku.com

Hiruk pikuk kontestasi Pilpres 2019 tidak bisa dilepaskan dari salah satu sosok ini. Usianya yang sudah 90-an, semakin memperlihatkan kematangan kharisma dan besarnya pengaruh dirinya dalam perhelatan pesta demokrasi bangsa.

Mbah Moen adalah salah satu kyai besar yang dilahirkan tahun 1928. Beliau berhasil mengembangkan Pondok Pesantren Al Anwar menjadi salah satu pondok pesantren rujukan utama bagi santri yang ingin belajar kitab kuning dan fikih. Santrinya ada ribuan yang tak hanya berasal dari Jawa Tengah, tapi hingga Papua.

Lulusan Pondok Pesantren Al Anwar banyak yang berhasil membangun pesantrennya sendiri dengan tetap berpegang pada ajaran Mbah Moen sehingga pengaruh karisma Mbah Moen semakin besar di sepanjang Pantura, bahkan Jawa Timur.

Sebagai seorang politisi, Mbah Moen bisa disejajarkan dengan tokoh politik nasional lainnya. Semasa muda, Mbah Moen sudah terjun ke dunia politik. Melalui PPP, Mbah Moen pernah  menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Bahkan beliau pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode. Sampai saat ini beliau tetap berkiprah di PPP sebagai Ketua Dewan Syuro PPP.

Sebagai seorang kyai besar sekaligus tokoh politik, pantas saja jika dukungan Mbah Moen selalu jadi rebutan. Dalam kontestasi politik, fatwa Mbah Moen menjadi kunci pembuka dukungan suara bagi salah satu kubu. Sabdanya adalah rujukan para santri, alumni, bahkan keluarga mereka yang tersebar dimana-mana.

Dari sisi ini, insiden salah ucap doa Mbah Moen pada acara dzikir di Pondok Pesantren Al Anwar Rembang, Jawa Tengah awal Februari lalu semakin membuktikan bahwa Mbah Moen adalah tokoh yang memiliki pengaruh besar. Bagaimana tidak, pasca peristiwa itu dua kubu calon presiden semakin ramai menegaskan sendiri-sendiri bahwa kubu merekalah yang sebenarnya mendapat restu Mbah Moen.

Sebenarnya dilihat dari berubahnya haluan PPP ke Jokowi setelah Pilpres 2014 sampai PPP menjadi salah satu partai pengusung Jokowi pada Pilpres 2019, dapat dibaca kemana arah dukungan Mbah Moen pada Pilres 2019. Berubahnya hubungan antara PPP dan Jokowi tentu tidak bisa dipisahkan dari campur tangan Mbah Moen.

Arah dukungan ini dapat pula dilihat dari upaya PPP mengajukan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019. Apa mungkin PPP berani mengajukan KH Ma'ruf Amin menjadi pendamping Jokowi tanpa mendapat restu KH Maimoen Zubair? Rasanya tidak, karena Mbah Moen adalah Ketua Majelis Syariah PPP.

Apakah kubu Prabowo-Sandi akan merelakan begitu saja dukungan Mbah Moen ke Jokowi-Ma'ruf? Tentu tidak. Serangkaian upaya tetap dilakukan. Sowannya Prabowo pada Mbah Moen bisa dipastikan membawa harapan besar mendapat dukungan Mbah Moen. Tidak mungkin sekedar basa basi saja karena pada Pilpres 2014, Prabowo mendapat dukungan dari Mbah Moen dan warga di sekitar Pondok Pesantren Al-Anwar, banyak mendukung Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa. 

Prabowo-Hatta menang telak  dengan memperoleh 3223 suara. Sementara pasangan Jokowi-JK memperoleh hanya 1637 suara dari total suara sah 4860.

Fadli Zon, pendukung Prabowo-Sandi termasuk kader yang tidak rela jika Jokowi-Ma'ruf Amin yang mendapat dukungan dari Mbah Moen. Ketidakrelaan ini juga yang membuat Fadli Zon membuat puisi "Doa yang Ditukar". Meskipun akibat puisi ini, Fadli Zon malah dituntut para santri segera meminta maaf pada Mbah Moen.

Satu sisi tidak bisa dipungkiri bahwa, kejelasan informasi semakin banyaknya dukungan organisasi, kelompok sampai dengan tokoh tertentu yang mendukung salah satu kubu calon presiden akan mempengaruhi lapisan masyarakat yang belum menentukan dukungan suaranya di pilpres nanti. Labuhan akhir suara lapisan masyarakat ini sedikit banyak akan dipengaruhi informasi tersebut. 

Ketika semakin masief  mereka mendengar banyak organisasi a atau b, dan tokoh si A atau si B banyak yang mendeklarasikan dukungannya pada kubu tertentu, mereka cenderung akan memberikan suaranya juga pada kubu tertentu tersebut. Ini juga yang terjadi pada Mbah Moen.

Namun serentetan kegaduhan akibat usaha berebut dukungan Mbah Moen antara dua kubu nampaknya berpengaruh pada kejelasan informasi kemana sebenarnya dukungan Mbah Moen, Jokowi atau Prabowo.

Dalam hal ini maka upaya kubu Jokowi adalah melantangkan kembali bahwa Mbah Moen memberikan fatwanya untuk mereka, sedangkan kubu Prabowo kepentingannya adalah merebut fatwa Mbah Moen tersebut.

Nampaknya informasi ini sudah sangat jelas karena Senin 18 Februari lalu berturut-turut Mbah Moen menegaskan kembali bahwa beliau memberikan dukungannya pada pasangan Jokowi-Ma'ruf dan bukan Prabowo-Sandi. 

Pada hari itu Mbah Moen dua kali menyatakan dukungan tersebut, siang hari beliau mendeklarasikan dukungan pada Jokowi-Ma'ruf bersama dengan para petani Priangan Timur di Singaparna dan pada malamnya bersama para kiai kampung Tasikmalaya di Hotel Grand Metro. Tok! Semakin lega kubu Jokowi.

Apakah kubu Prabowo sudah rela? Belum bisa dipastikan. Namun bagi Fadli Zon yang kita kenal gigih membela Prabowo-Sandi, lebih baik memikirkan sikap paling bijaksana menghadapi tuntutan para santri ketimbang memikirkan ketok palu Mbah Moen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun