Satu sisi tidak bisa dipungkiri bahwa, kejelasan informasi semakin banyaknya dukungan organisasi, kelompok sampai dengan tokoh tertentu yang mendukung salah satu kubu calon presiden akan mempengaruhi lapisan masyarakat yang belum menentukan dukungan suaranya di pilpres nanti. Labuhan akhir suara lapisan masyarakat ini sedikit banyak akan dipengaruhi informasi tersebut.Â
Ketika semakin masief mereka mendengar banyak organisasi a atau b, dan tokoh si A atau si B banyak yang mendeklarasikan dukungannya pada kubu tertentu, mereka cenderung akan memberikan suaranya juga pada kubu tertentu tersebut. Ini juga yang terjadi pada Mbah Moen.
Namun serentetan kegaduhan akibat usaha berebut dukungan Mbah Moen antara dua kubu nampaknya berpengaruh pada kejelasan informasi kemana sebenarnya dukungan Mbah Moen, Jokowi atau Prabowo.
Dalam hal ini maka upaya kubu Jokowi adalah melantangkan kembali bahwa Mbah Moen memberikan fatwanya untuk mereka, sedangkan kubu Prabowo kepentingannya adalah merebut fatwa Mbah Moen tersebut.
Nampaknya informasi ini sudah sangat jelas karena Senin 18 Februari lalu berturut-turut Mbah Moen menegaskan kembali bahwa beliau memberikan dukungannya pada pasangan Jokowi-Ma'ruf dan bukan Prabowo-Sandi.Â
Pada hari itu Mbah Moen dua kali menyatakan dukungan tersebut, siang hari beliau mendeklarasikan dukungan pada Jokowi-Ma'ruf bersama dengan para petani Priangan Timur di Singaparna dan pada malamnya bersama para kiai kampung Tasikmalaya di Hotel Grand Metro. Tok! Semakin lega kubu Jokowi.
Apakah kubu Prabowo sudah rela? Belum bisa dipastikan. Namun bagi Fadli Zon yang kita kenal gigih membela Prabowo-Sandi, lebih baik memikirkan sikap paling bijaksana menghadapi tuntutan para santri ketimbang memikirkan ketok palu Mbah Moen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H