Mohon tunggu...
Agus Triwinarso
Agus Triwinarso Mohon Tunggu... profesional -

aku hanya orang biasa yang mencoba untuk mencari kebenaran ilahi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Kembali Lagi ke Kampung Inggris

5 Juni 2013   09:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung Inggris selalu menjadi topic utama dalam ranah perbincangan antar siswa maupun mahasiswa di manapun. Ia bagaikan bunga mawar yang tiada henti memukau dan menarik perhatian setiap orang. Walaupun kampung, tapi masyarakat di dalamnya bukan kampungan sebagimana persepsi orang terhadap kampung di pelosok desa. Ia memiliki suatu keunikan yang tidak pernah ditemui di kampung manapun, sehingga banyak para pengunjung yang datang silih berganti hanya untuk meningkatkan atau belajar bahasa Inggris. Itulah sebabnya kampung ini disebut dengan Kampung Inggris. Dari keunikan tersebut, timbul berbagai pendapat dari orang-orang yang pernah belajar di Kampung Inggris ini, di antaranya adalah:

Pertama,Fitri asal Cirbon. ia mengatakan,

“Berawal dari keinginan besar saya untuk belajar bahasa Inggris, pada bulan Juli 2010 saya memutuskan menghabiskan liburan semester kuliah pergi ke Kampung Inggris bersama beberapa teman. Saya belajar di kampung tersebut selama dua bulan. Alasan saya adalah karena kampung Inggris merupakan tempat yang tepat untuk kita datangi jika kita ingin meningkatkan kemampuan kita dalam bahasa Inggris. Bulan pertama saya ikut program toefl dan speaking, sedangkan bulan kedua saya fokus program toefl dan writing. Awal mula saya datang ke kampung inggris, saya belajar di Global English (GE) sekaligus tinggal di camp GE. Periode berikutnya saya ikut kursus di lembaga-lembaga lain di Kampung Inggris. Tapi, jika dibandingkan dari semua lembaga yang pernah saya ikuti, hanya GE yang paling memberi kesan, karena dari sana saya mendapatkan banyak keluarga yang sampai sekarang tetap terjalin. Sementara itu, Kesan pertama yang saya rasakan di Kampung Inggris adalah excited dengan suasana belajar yang sangat nyaman, santai, tidak mengenal kata malu untuk mencoba walau tidak ada basic bahasa inggris sebelumnya. Cara belajar yang seperti itu membuat para pelajar merasa nyaman dan akhirnya dapat meningkatkan kemampuan bahasa inggrisnya.”

“Kampung Inggris sekarang lebih ramai dari pada dulu pertama kali saya datang dan lebih banyak fasilitas yang membuat pendatangnya betah. Selain itu, tambah banyak program belajar yang ditawarkan. Di tambah lagi sekarang lebih mudah untuk proses pendaftaran misalnya lewat online. pertama menginjakan kaki ke kampung inggris lagi setelah kurang lebih dua tahun yang lalu, banyak sekali perubahan yang saya lihat di kampung inggris, perubahan yang mencolok adalah makin banyak pembangunan disana-sini, makin tidak ada lagi lahan kosong.”

Kedua,Fanda asal Bandung. Ia juga berpendapat,

Sekitar setahun yang lalu, saat liburan semesteran kuliah semester tujuh tanggal 10 Januari 2012, sayaikut kursus selama satu bulan. Sebelum saya ke Kampung Inggris ini, beberapa teman dan senior saya sempat kesini. Saya tertarik karena selain mengisi liburan semester yang lumayan lama sekitar hampir dua bulan, saya juga penasaran untuk datang ke Kampung Inggris ini dan ingin belajar Bahasa Inggris. Karena berdasarkan pengalaman teman-teman yang pernah datang ke Kampung Inggris ini, mereka merasa puas dengan metode pembelajarannya. Dan yang paling khas dari Kampung Inggris ini adalah ‘English Area” nya, dimana selain kita belajar Bahasa Inggris secara formal (di kelas), juga langsung di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari (willy- nilly..eheheh.. or we’ll get punnishment). Waktu datang ke Kampung Inggris, saya mengambil program di Global English, Mr.Bob, dan Elfast. Sebenarnya kedatangan saya saat ini di Kampung Inggris untuk melakukan penelitian skripsi saya. Hmmmh.. jika ditanya kenapa melakukan penelitian skripsi ke Kampung Inggris? Pertama, saya ingin datang lagi ke Kampung Inggris. Selain melakukan penelitian, saya juga bisa mengambil kelas kursus Bahasa Inggris disini, dan sekalian jalan-jalan juga sih..hehehehee... tapi, karena sekarang waktu saya terbatas yaitu sekitar satu minggu, maka saya hanya berkonsentrasi melakukan penelitian saja, tanpa mengambil program kelas. Yaaahh kembali merasakan suasana disini juga udah cukup seneng kok.. mogaaa someday saya bisa kesini lagi buat ngambil kelas Bahasa Inggris. amiiin…

Kampung Inggris sekarang tidak banyak berubah, mungkin hanya lebih banyak tempat-tempat kursus yang sudah banyak berkembang dan memiliki cabang (kemajuan), tempat makan banyak berubah dan berkembang, orang- orang yang datang kursus kesini pasti berubah setiap periodenya, karena tergantung bulan apa dan tergantung musim liburan untuk siapa.Rrrr....... sekarang gak ikutan apa- apa..

Kalau yang dulu, menurut saya baik di Global-E maupun di tempat kursus yang lain, tergantung dari pembawaan fasilitator dalam membawakan materi yang dibawakan. Kalau saya pribadi jujur, lebih menyukai fasilitator yang memiliki pembawaan yang santai, tidak menoton, tidak membosankan, humoris, bikin nyaman, dan materi yang disampaikan mudah di mengerti.

Perbedaan yang paling menonjol yang saya rasakan sebelumnya mungkin dari orang- orang nya kali yah, karena kebetulan waktu tahun lalu saya ke Kampung Inggris, itu musim liburan semesteran anak kuliah, yang mayoritas memiliki umur sekitar 20- 30. Kalau sekarang, karena mungkin bertepatan dengan tanggal Juni yaitu liburan untuk anak- anak sekolahan jadi kebanyakan anak- anak kecil, liburan SD, SMP,SMA. Nah, itu yang saya rasain.. asik dulu sih menurut saya,, hahahaaa..

Teruuuusss..kalau dulu pertama saya kesini “English area” di Pare ini,kayaknya jalan banget yah.. we practice speak english not just in our dormitory, but also in public area.. di tempat makan kalau ngobrol sama temen- temen kayaknya dulu malu banget ngomong pake Bahasa Indonesia, sebisa mungkin gunain Bahasa Inggris, meskipun not too good, ya dipake aja.. kalo gak tau yang tinggal nanya ama temen “how to say...?” . kalau pun ngomong Bahasa Indonesia, umpet- umpetan.. hehehe.. J Begitupun kalau kita beli makanan ke warung-warung. Dulu pake Bahasa Inggris aja ngomongnya (yahh itung- itung learning by doing.. hehehe) kalau sekarang, di luar dormitory sering denger banyak yang cuek ngobrol pake Bahasa Indonesia... hmmmh disayangkan.. (ahh.. tapi bisa jadi karena cuma kebetulan aja mungkin J )

Tapi lebih daripada itu, seneng banget sih karena banyak tempat-tempat kursus yang berkembang. Hmmmh.. it means, Kampung Pare juga berkembang, karena tempat-tempat kursus pun mulai berkembang dan semakin banyak yang memiliki cabang.Perubahan dari segi tempat- tempat makan. Yang dulu pada kecil, sekarang udah mulai besar. Udah banyak transportasi yang baru, dulu gak ada “odong- odong sepeda kerlap- kerlip lampu” sekarang adaaaaa..Selebihnya sama aja kok..

Ketiga, Pendapat yang diungkapkan oleh Yesi, salahsatu pelajar di Marvelous. Menurutnya Kampung Inggris adalah tempat yang sangat kondusif untuk belajar bahasa Inggris. Dengan kesederhanaan dan kecanggihan metodenya, kampung ini bisa membuat siswa belajar secara intensif, cepat, mudah dan nyaman. Itulah sebabnya, cewek kelahiran Medan ini menghabiskan waktunya belajar dan mengembangkan bahasa Inggris di Pare selama lima bulan. Selain untuk meningkatkan skill speaking English, ia juga memiliki ambisi untuk menguasai skill translator sebagai bekal masa depannya yang lebih baik.

Keempat, Adit dari Tangerang . Ia adalah seorang siswa yang memiliki ekspektasi kuat untuk menguasai bahasa Inggris. Keinginan yang luar biasa ini membawanya belajar di Kampung Inggris dua kali periode. Periode pertama kurang lebih selama dua bulan. Sementara periode selanjutnya ditempuh selama dua bulan juga. Alasan kepergiannya di periode pertama karena keterbatasan waktu yang ia miliki selain juga ada acara keluarga di rumahnya. Namun, dengan ambisi yang menggebu-gebu untuk bisa ber-bahasa Inggris, siswa Marvelaous dan The Onthel ini kembali lagi ke Kampung Inggris sebagai periode kedua dalam masa belajarnya. Salahsatu alasan yang membuat ia betah belajar di Kampung Inggris adalah tempatnya yang sangat mendukung. Dengan kata lain, jika di rumahnya ia mengaplikasikan dan mengembangkan bahasa Inggris dianggap sombong oleh sebagian teman dan tetangganya, tidak demikian di Pare. Di kampung ini justru sering ditemukan beberapa siswa menggunakan bahasa Inggris di pinggir-pinggir jalan dan bahkan di warung-warung makan. Fenomena-fenomena seperti ini yang membuat para pelajar di Kampung Inggris menguasai bahasa Inggris dalam waktu yang singkat.

Kelima, Bang Ulil asli Madura. Menurutnya Kampung Inggris adalah kampung damai yang memiliki daya pesona luar biasa. Ia adalah tempat yang tepat untuk belajar bahasa Inggris. Ketertarikan cowok kelahiran kota Kerajaan (Sumenep) tersebut membuatnya ia betah dan nyaman sehingga dua kali ia datang ke Pare. Pertama ia datang pada tahun 2006 tepatnya waktu liburan kulliyahnya. Pada tahun itu ia menjelajah demi kecakapan skill ber-bahasa selama kurang lebih satu bulan. Namun kesadarannya akan pentingnya bahasa Internasional tersebut memikat hatinya untuk kembali lagi pada 2012 sampai pertengahan 2013. Kenapa Kampung Inggris? Selain biayanya yang murah, kampung Inggris sangat kondusif untuk belajar. Di samping itu, ujar siswa Program Magister di Salah satu PTS di Jawa Timur ini, Kampung Inggris bisa menghipnotis siapapun yang belajar bahasa Inggris dalam waktu singkat. Artinya, jika di tempat lain membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menguasai bahasa Inggris, namun di kampung ini hanya membutuhkan beberapa bulan saja. Bahkan bagi mereka yang rajin belajar, cukup dengan waktu satu sampai dua bulan di jamin ia bisa dan menguasai bahasa Inggris dengan baik dan benar.

Senja di Kampung inggris [caption id="attachment_258120" align="aligncenter" width="576" caption="Siswa di Kampung Inggris"]

1370400756978417249
1370400756978417249
[/caption] [caption id="attachment_258121" align="aligncenter" width="576" caption="Keceriaan Siswa di kampung inggris"]
1370400973120319600
1370400973120319600
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun