Nah, tiga hari berlalu, percepatan rezeki sudah mulai terjadi. Pak manajer memperpanjang tugas Agus menjadi satu bulan. Bulan puasa pun tiba, sesudah sholat isya, Agus merenung. Dia baru sadar bahwa Allah SWT sudah menunjukkan kekuasaan-Nya. Dia bersyukur bisa menjalani ibadah puasa dalam keadaan sangat layak. Bayangkan saja, agus bisa makan dengan puas, tidur dengan nyenyak, bisa sholat di masjid, jalan-jalan ke mall, hehehe dibandingkan dengan dua orang temanya yang masih di pulau seberang dengan keadaan yang serba terbatas.
Sore itu, langit cerah dan adzan ashar berkumandang. Agus bergegas ke masjid. Dengan santainya dia kembali ke rumah tanpa beban, padahal tas yang berisi laptop tertinggal di masjid. Besoknya ba'da subuh, agus mau ngaji. Eh, dia kebingungan mencari alquran. Seketika agus ingat kalau tas yang berisi laptop dan Qur'an nya ketinggalan di masjid tempat ia sholat ashar kemaren.Â
Dia langsung bergegas ke lokasi dan hasilnya nihil. sedih, pusing, pokoknya campur aduk deh. Saat itu dia bernadzar bagi siapa saja yang bisa mengembalikan tas dan isinya akan dikasih imbalan 500 ribu rupiah. Karena masih subuh dia bergegas kembali pulang. pagi sekitar pukul 09.00 WITA, Agus kembali mendatangi lokasi dan bertemu seorang ustadz sekaligus imam masjid.Â
Alhamdulillah tas beserta isinya ketemu. Agus langsung memberikan uang sebagai imbalan untuk nadzarnya. Namun, beliau menolak. Yasudah akhirnya disedekahin di masjid tersebut. Dan besok siangnya, 'Percepatan Rezeki' pun bekerja. Pak manajer menelpon lalu menyuruh agus kembali ke Jakarta malam itu juga. Masyallah, sujud syukur dia mendapatkan kabar tersebut.
Malam itu juga Agus take off menuju bandara Soekarno-Hatta. Senang, terharu, tidak menyangka. Kala itu Minggu kedua bulan Juni, agus menginjakkan kaki di pulau jawa untuk beberapa bulan sejak akhir tahun lalu. Wah senang sekali dia. Bisa ke Istiqlal, ke mall, ke temen-temen kuliahnya.Â
Pokoknya cakep dah. Belajar dari masa lalu, agus tidak mau lalai dan larut dalam kesenangan. Tetap dia lanjut riyadlohnya. Seminggu kemudian, surat tugas sampai di tangannya. Tertera Agus harus bertugas di Bali untuk mengawal program bantuan nelayan di salah satu kecamatan di kabupaten Jembrana, Bali. Alhamdulillah dapat uang saku dari kantor. Rezeki lagi. Keren ga tuh? Hehehe
3. Yes, Pulau Jawa
Disana Agus ketemu orang-orang baru, relasi baru, tempat dan kebudayaan baru. Dan syukurnya lagi, ada teman-temen, kakak kelas yang membantu dia selama tugas disana. Agus menganggap ini adalah sebuah rezeki lagi. Tugas setengah perjalanan, teringat nadzar dia setahun lalu untuk berqurban. Celengan pun diambil dan dihitung. Ternyata masih kurang 1,5 juta untuk membeli seekor kambing. Waktu itu harga kambing jenis etawa kira-kira 2,8 juta.
Agus terus mikir nih untuk nyari tambahan 1,5 juta padahal sebulan lagi hari raya Idul adha. Besoknya sang ibu menelpon Agus. Beliau butuh uang 400 ribu. Agus tambah bingung, uang belum cukup malah berkurang. Tapi Agus inget nasehat ustadz Yusuf Mansur yang sesuai alquran hadits bahwa sedekah yang paling dekat ialah orang tua.Â
Dan memang benar, besoknya pak Agung (Sekertaris Perusahaan) memberi info kalau minggu depan tepat 17 Agustus 2016 bakal acara penyerahan bantuan nelayan di Denpasar. Jadi Agus disuruh jadi koordinator. Alhamdulillah hampir 2 juta dia dapat dari hasil perjalanan dinas dan lain-lain. Alhmadulillah sedekah 400 ribu diganti 2 juta sama Allah. Lagi-lagi 'Percepatan Rezeki'.
SDS (Sholawat Doa Sedekah) atau bisa juga ST (Sedekah Tahajud) itulah beberapa contoh riyadloh nya Agus yang didapat dari ustadz Yusuf Mansur via tausiah-tausyahnya di sosial media atau kajian bulanan. Eittss,,,include ibadah wajib yaa. Alhamdulillah hari raya idul adha tiba, Agus bisa qurban deh. Ketika itu tugas dia tinggal satu lagi. Agus kembali sedekah, kali ini di ponpes sekitar kostnya. Lagi-lagi rezeki itu datang dengan cepat gak lama dia dapat rezeki dari pelaksanaan program yang tersisa. Sedekah 200 ribu dapet 600 ribu. Gila gak tuh hehehe.