Mohon tunggu...
agus setyo toya
agus setyo toya Mohon Tunggu... -

lahir di Buleleng Bali, besar dan lulus Sekolah di Kediri, sekarang tinggal menetap dan bekerja di Malang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

IDT, dan Kenyataan Jadi Asing di Negeri Sendiri!

15 Juli 2013   22:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:30 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Olahraga Dan Selamat menjalankan Rutinitas Ramadhan, bagi yg melaksanakannya.

Pada awal mendengar penyebutan IDT saat promo Tour Asia Arsenal ke Indonesia, sy sempat penasaran sekali.
Bagaimana tidak, Istilah IDT yg bila diartikan adalah Tim Impian Bangsa Indonesia adalah wujud obsesi Pengurus Bola Indonesia untuk membuktikan keseriusan kerjanya dlm memberikan hiburan yg menyenangkan bagi anak bangsa, khususnya mayoritas yg katanya suporter sejati sampe mati.

Namun seiring berjalannya waktu, kenyataan itu ternyata jauh dari apa yg sebenarnya menjadi impian mereka. Entah karna keberatan nama, atau salah hitungan hari kelahirannya. TpYg jelas faktanya IDT tak lebih dari IST atau Indonesia Student Team, yg masih ingin selalu belajar dan belajar lg demi mendapatkan pengalaman berharga dari Club Remaja Arsenal.

Terlepas dari itu semua, yg menurut sy sgt memprihatinkan adalah dukungan dari mayoritas suporter Indonesia, yg katanya Cinta Timnas, bahkan ada yg bilang DUKUNG TIMNAS SAMPE MATI, atau INI TIMNASKU, TIMNASMU MANA, dan sebangsanya, ternyata itu semua hanyalah mimpi mereka.
Kenyataan dilapangan yg datang ke stadion adalah selalu suporter Tim Tamu, meski main di Indonesia.
Lihat ketika lawan Belanda, yg di stadion mayoritas pendukung Belanda, pun juga kemaren malam waktu laga IDT vs Arsenal, mayoritas Pendukung Arsenal, bukan yg seperti yg mereka gembar gemborkan bahwa stadion selalu penuh ketika Timnas maen, setelah kelompok mereka menguasai PSSI.

Apa yg membuat bangga, kalo ternyata yg memenuhi stadion itu justru suporter Tim lawan, yg justru menjadikan IDT seperti maen diluar kandang. Tanpa semangat, minder, dan seperti disoraki ky Topeng Monyet???

Bangun Brow! Jgn cm mi. Ternyata suporter Timnas pasca Rekonsiliasi malah lebih sepi, cm bedanya sekarang suporter Lawan semakin lebih banyak dari anda.
Kasihanilah Pemaen Pujaan anda, yg butuh dukungan nyata bukan cm mimpi.
Kalah Menang bukan soal, yg penting tidak kalah melulu sprt sekarang!
Terus belajar jg bagus, tp jgn terus2an belajar dari kekalahan. Sekali kali perlu belajar menang.
Cari pengalaman berharga boleh se banyak2nya, tp jgn pengalaman kalah aja dong! Kali2 Pengalaman Menang kek, seri kek....

Salam Belajar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun