Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Misteri Ashabul Kahfi dalam Sejarah Peradaban Romawi

6 November 2024   15:04 Diperbarui: 6 November 2024   15:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaisar Hadrianus (kanan) dan Gubernur Diqyanus (kiri) (Film "Men of Anjalus")

Seiring dengan matangnya kedudukan mereka, pemuda-pemuda ini lantas mengenal ajaran Nabi Isa Al-Masih tentang keesaan Tuhan dalam hal ini Allah sebagai Pencipta dan Penguasa Tunggal alam semesta. Masa penemuan keyakinan ini bertepatan dengan pemerintahan Gubernur Diqyanus. 

Nama Diqyanus adalah dialek lokal untuk menyebut nama Diokletianus yang agak sulit dilafalkan oleh rakyat biasa. Sebelum diangkat menjadi Gubernur Philadelphia, Diqyanus adalah perwira tinggi yang ikut berperang bersama Kaisar Hadrianus. Philadelphia saat ini adalah kota Amman di Yordania, bukan Philadelphia yang merupakan negara bagian Amerika Serikat.

Kaisar Hadrianus (kanan) dan Gubernur Diqyanus (kiri) (Film
Kaisar Hadrianus (kanan) dan Gubernur Diqyanus (kiri) (Film "Men of Anjalus")

Diqyanus adalah gubernur yang bertindak kejam terhadap penganut agama Tauhid atau agama Masehi (pengikut ajaran Nabi Isa Al-Masih) karena bertentangan dengan agama Romawi Kuno yang menyembah para dewa. Diqyanus bahkan meyakini Kaisar Romawi saat itu yaitu Hadrianus sebagai salah satu dewa.

Diqyanus bukan hanya tega menghukum rakyat biasa, bahkan istrinya sendiri yang merupakan wanita asal Damaskus (Suriah) dihukum mati dengan cara dibakar karena menjadi penganut agama Masehi. Meski demikian, ia tak mampu membendung penyebaran agama baru ini ke dalam istananya, hingga putrinya, Helen bersama suaminya Maxmilianus juga menjadi penganut ajaran Masehi.

Sosok Maxmilianus (kanan) bersama Tamlikha (tengah) dan Yavanus (kiri) (Film
Sosok Maxmilianus (kanan) bersama Tamlikha (tengah) dan Yavanus (kiri) (Film "Men of Anjalus")

Meski merupakan menantu Gubernur, Maxmilianus tetap menyelamatkan diri dan keimanannya dari ancaman mertuanya yang kejam. Selain Maxmilianus, lima pemuda lainnya juga ikut melarikan diri. Mereka juga memegang jabatan penting di negara bagian Philadelphia sebagaimana Maxmilianus.

Di tengah pelarian enam pemuda Romawi itu, seorang penggembala bersama anjingnya yang bernama Kithmir ikut bergabung. Ada pula yang berpendapat bahwa anjing itu mereka temukan di luar gua lalu mereka jadikan sebagai pemburu. Mereka lantas menjadikan gua di atas sebuah bukit sebagai tempat persembunyian. Di dalam gua itulah mereka ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun. Sejarawan menyebutkan mereka terbangun pada masa pemerintahan Theodosius (408-450) M. 

Kisah Ashabul Kahfi

Di awal artikel disebutkan bahwa ada dua misteri yang menyelimuti kisah Ashabul Kahfi yaitu mengenai jumlah pasti mereka dan letak gua yang menjadi tempat persembunyian mereka. Meski demikian, jika menelusuri beberapa sumber terutama kajian-kajian yang dilakukan oleh kalangan akademisi dan mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi Islam, mereka condong pada pendapat bahwa jumlah mereka sebanyak tujuh orang. Hal ini pula yang tampak pada film-film tentang Ashabul Kahfi.

Adapun nama ketujuhnya versi film "Men of Anjalus" adalah Maxmilianus, Tamlikha, Yavanus, Sudilanus, Dinasius, Martinus, dan Antonius, sedangkan versi Muhammad Thabari nama-nama mereka adalah Maxalmena, Muhsilmina, Yamlikha, Martunus, Kastunus, Viborus, Vikarnus, Yathbiounus dan Qalusy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun