Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Feng Zicai: Jenderal Veteran Dinasti Qing yang Gagalkan Ambisi Prancis Kuasai Tiongkok

18 Oktober 2024   12:52 Diperbarui: 18 Oktober 2024   18:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Feng Zicai (Wikimedia Commons)

Mendengar permohonan tersebut, anggota pasukan yang lain mengusulkan agar putra sang Jenderal diberi kesempatan tetap ikut bertempur hingga mati. Sayangnya, putra Feng Zicai ini lebih memilih melakukan aksi bunuh diri untuk menjaga nama baik ayahnya. Feng Zicai lalu berpesan kepada pasukannya bahwa mereka juga bisa menembak dirinya jika terbukti meninggalkan perang.

Ilustrasi Feng Zicai saat menghukum anaknya (The War of Loong)
Ilustrasi Feng Zicai saat menghukum anaknya (The War of Loong)

Mematahkan Kepercayaan Prancis Tidak Terkalahkan

Feng Zicai berhadapan dengan adanya kepercayaan rakyat dan menyebar di kalangan pasukan tradisionalnya bahwa tentara Prancis tidak terkalahkan. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa tentara Prancis terutama yang merupakan tentara bayaran asal Afrika yang sebagian besarnya berpostur besar dan tinggi merupakan keturunan dewa. Demi membantah anggapan ini, Feng Zicai bukan hanya menggelar operasi khusus mencegat puluhan tentara bayaran Prancis dan melumpuhkan mereka.

Ia juga mengajukan diri untuk duel satu lawan satu dengan Kapten Longmark, komandan tentara bayaran Prancis. Meski sempat kewalahan dan tersudut, Feng Zicai berhasil mengalahkan perwira yang jauh lebih muda dan berpostur lebih besar dan tinggi dibanding dirinya. Kemenangan Feng Zicai dalam duel bukan hanya mematahkan anggapan mereka tak bisa dikalahkan tetapi juga membangkitkan kepercayaan terhadap sosok Jenderal veteran yang sempat diragukan kemampuannya memimpin pasukan karena sudah renta.

Formasi Pasukan Tiongkok yang Mengalahkan Prancis dalam Battle of Bang Bo (Zhennan Pass)

Kemenangan Feng Zicai dalam duel melawan Kapten Longmark berhasil meningkatkan semangat dan percaya diri pasukan Tiongkok untuk mengalahkan Prancis. Selain Feng Zicai, komandan pasukan Tiongkok lainnya dalam perang di Zennan Pass adalah Pan Dingxin, seorang Gubernur Dinasti Qing dan komandan militer Tentara Huai. Ada pula Wang Debang (nama kehormatan Langqing), seorang Jenderal Angkatan Darat Hunan.

Selain itu masih ada Su Yuanchun (nama kehormatan Zixi), seorang jenderal dan negarawan Tiongkok yang menjadi salah satu komandan utama di balik Perang Tiongkok-Prancis. Ia berasal dari provinsi yang sama dengan Feng Zicai, Guangxi.

Total ada sembilan komando militer Tiongkok yang secara terpisah dan berlapis menempati kamp-kamp pertahanan besar Yen Cua Ai dan Bang Bo dengan enam konsentrasi utama. Feng Zicai sendiri mengomandoi Kamp pertahanan terdepan melawan pasukan Prancis. Kamp yang berkedudukan di Yen Cua Ai terdiri dari sepuluh batalion dan dibantu oleh pasukan yang sedikit lebih kecil di bawah komando Wang Xiaochi. Total pasukan dalam kedua komando ini berjumlah sekitar 7.500 orang.

Dua hingga tiga kilometer di belakang Yen Cua Ai, di sekitar desa Mufu, terdapat komando Su Yuanchun dan Chen Jia berjumlah sekitar 7.000 prajurit. Lima belas kilometer di belakang Mufu, ada Komando Jiang Zonghan dan Fang Yusheng di sekitar Desa Pingxiang yang juga berkekuatan 7.000 orang.

Sementara itu, Komandan Angkatan Darat Guangxi, Pan Dingxin berada di Haicun, sekitar 30 kilometer di belakang Mufu, dengan 3.500 prajurit. Lima puluh kilometer di sebelah barat Zhennanguan, ada 3.500 orang di bawah komando Wei Gang di sekitar Desa Aiwa. Akhirnya, 15 kilometer di sebelah timur Zhennanguan, tepat di dalam Tonkin, Wang Debang menduduki desa Cua Ai dengan 3.500 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun