Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penggemblengan Muhammad SAW Sebelum Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul

21 September 2024   13:39 Diperbarui: 21 September 2024   13:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi sibuk berdagang pada masa sebelum kenabian. Ketika usia beliau 25 tahun, beliau ikut berdagang ke Syam membawa barang dagangan Khadijah. Beliau berangkat bersama budak Khadijah, Maisarah. Di daerah Bushra, mereka bertemu dengan Pendeta Nasthura. Sang pendeta mengenali tanda kenabian di antara kedua mata beliau. "Ini adalah Nabi, yaitu penutup para Nabi," kata sang pendeta kepada Maisarah. Begitupula seorang pembeli yang bercekcok dengan beliau dan menyuruh beliau bersumpah dengan nama Latta dan Uzza. Beliau berkata, "Aku tidak pernah bersumpah dengan keduanya. Dan aku pernah diperintah untuk itu, namun aku tak pernah menoleh pada keduanya." Si pembeli lalu berkata kepada Maisarah, "Demi Allah, ini adalah Nabi yang dikenali oleh pendeta-pendeta kami, yang disebutkan sifat-sifatnya di dalam kitab mereka." Di perjalanan pulang, Maisarah melihat dua malaikat yang selalu melindungi Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam dari sengatan matahari. Khadijah pun ikut menyaksikan keanehan ini. Ia pun merasa senang dengan keuntungan besar yang dibawa pulang oleh Nabi dan Maisarah.

Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid ketika berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah telah berumur 40 tahun. Mas kawinnya berasal dari harta Abu Thalib. Semua anak beliau dari Khadijah, kecuali Ibrahim.

Menyelesaikan Sengketa Hajar Aswad

Selanjutnya beliau saw menyaksikan pembangunan Kakbah dan membawa hajar aswad dengan tangan beliau sendiri. Ketika itu beliau berumur 35 tahun. Ketika itu beberapa suku berselisih tentang siapa yang lebih berhak mengangkat hajar aswad. Mereka kemudian menunjuk beliau saw untuk memutuskan perkara di antara mereka. Kemudian beliau berkata, "Ambillah sebuah kain." Lalu dibawakanlah sebuah kain kepada beliau. Nabi mengambil hajar aswad lalu meletakkannya di dalam kain itu seraya berkata, "Hendaklah setiap suku memegang setiap sudut baju ini, lalu angkatlah secara bersamaan." Setelah mereka mengangkat batu itu pada tempatnya, beliau mengulurkan tangannya dan memasangkan batu itu pada tempatnya.

Kesimpulan

Jika kita membaca ulang kehidupan beliau saw sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul sungguh kita akan menemukan fakta bahwa sejak kecil, remaja dan pernikahan beliau saw senantiasa dibawah penjagaan Allah melalui malaikat-malaikat-Nya. Beliau telah digembleng sejak remaja dengan mengikuti perang dan berpartisipasi membantu paman-pamannya. Beliau juga menyaksikan sebuah peristiwa politik musyawarah suku-suku Arab dan beliau sangat terkesan dengan hal tersebut, sehingga tidak heran saat beliau mulai menginjak usia dewasa beliau mampu menyelesaikan sengketa di antara suku-suku yang merasa paling berhak mengangkat hajar aswad.

Selain itu jiwa kemandirian dan kepemimpinan beliau saw juga diasah melalui perdagangan dan tugas menggembala kambing dengan mendapatkan upah. Hal yang terpenting juga adalah bagaimana Allah menggembleng jiwa beliau saw untuk dipersiapkan bermental kuat dengan tahun-tahun kesedihan ditinggal orang-orang tercinta. Allah telah merencanakan ujian-ujian berat untuk hamba pilihannya di masa-masa setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Allah Maha Tahu bahwa hamba tercinta-Nya dan kekasih-Nya akan menghadapi ujian yang luar biasa berat dan belum pernah didapatkan oleh Nabi atau Rasul sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun